Jejakfakta.com, GOWA – Warga Perumahan Bukit Manggarupi, Kelurahan Paccinongang, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, menyuarakan keresahan setelah tembok pembatas kompleks mereka dibongkar oleh pihak luar. Tindakan tersebut dinilai mengancam kenyamanan dan keamanan warga, serta melanggar kesepakatan awal saat pembelian unit perumahan.
Tembok beton yang telah berdiri sejak awal tahun 2000-an itu dibongkar untuk dijadikan akses masuk ke sebidang lahan di samping kompleks. Lahan tersebut sebelumnya memiliki akses tersendiri yang kini tertutup akibat pembangunan ruko oleh pemilik lahan.
“Sebelum kami membeli rumah di sini, tembok itu sudah ada. Itu bagian dari promosi pengembang saat itu,” ujar Aksal (51), warga setempat. Ia menyebutkan warga menolak pembongkaran karena mengganggu ketertiban dan mengancam status tertutup perumahan mereka.
Baca Juga : Remaja Diduga Terlibat Jaringan Terorisme Diamankan Densus 88 di Gowa
Warga menduga ada pihak yang ingin mengambil keuntungan besar dari lahan tersebut dengan membuka akses ilegal melalui perumahan. “Dia yang menutup sendiri aksesnya dengan bangun ruko. Sekarang malah ingin buka jalan lewat kompleks kami,” tambah Aksal.
Warga menyatakan telah beberapa kali menghadapi upaya pembongkaran paksa, termasuk kehadiran sekelompok orang tak dikenal di malam hari. Ketua RT 04 RW 04, Liendriwati, mengungkapkan bahwa mediasi telah dilakukan sebanyak empat kali, termasuk melibatkan camat, lurah, dan tokoh masyarakat, namun belum menghasilkan solusi.
“Preman datang tengah malam lewat ruko, bukan dari gerbang utama. Bahkan ada yang membawa senjata tajam. Ini meresahkan,” ujarnya.
Baca Juga : Remaja Pengajar Tahfiz di Gowa Ditangkap Densus 88, Diduga Terlibat Jaringan Teroris
Lurah Paccinongang, Anugrah, menyatakan bahwa pihak kelurahan tetap berupaya menjadi mediator antara warga dan pemilik lahan. “Kami akan terus mencarikan solusi terbaik agar tidak ada pihak yang dirugikan,” katanya.
Warga mendesak pemerintah dan aparat penegak hukum untuk segera turun tangan menyelesaikan konflik sebelum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
“Kalau satu tembok dibongkar, bisa jadi yang lain ikut-ikutan. Ini bukan lagi kompleks kalau terbuka akses dari mana saja,” tutup Aksal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News