Makassar, jejakfakta.com – "Saya pergi parkir dulu, Nek, karena mau ka belanja untuk sekolah besok," kata Aminah (57) menirukan kalimat cucunya Muhammad Fadli Sadewa (11) kepada jurnalis jejakfakta.
Aminah (57) masih berselimut duka ketika menerima jejakfakta di kediamannya, Jl Batua Raya, Lorong 7, Kelurahan Batua, Kecamatan Manggala, kota Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (11/1/2023) sekitar pukul 14.40 Wita.
Aminah menjamin sosok cucunya yang masih bocah adalah anak mandiri, pekerja keras, penyabar, dan gemar berbagi ke sesama serta tidak suka bertengkar.
Baca Juga : Kominfo Blokir 7 Situs dan 5 Grup Media Sosial Berisi Konten Jual Beli Organ Tubuh Manusia
Selama lima tahun terakhir hidup bersama Fadli Sadewa adalah anugerah terindah bagi Aminah.
Sadewa sapaan akrab murid kelas 5 SD itu enggan menjadi beban bagi kakek dan neneknya.
Bahkan, Sadewa yang masih kecil sudah akrab meneraktir sepupu-sepupunya sepulang mencari nafkah.
Baca Juga : Pantang Minta-minta, Habis Cari Duit Sadewa Masak Baru Makan
"Setiap dia mau belanja tidak pernah meminta di nenek atau kakeknya, dia selalu cari uang sendiri untuk uang jajannya, kadang dia cari uang sendiri untuk beli makan sendiri, tidak mau merepotkan,” kata Aminah.
Sehari-hari, sepulang sekolah, Sadewa mencari nafkah dengan bidang pekerjaan yang tak menentu, yang penting halal, apa saja.
Kadang Sadewa jadi juru parkir di pinggir minimarket, kuli di pasar, jasa bersih-bersih apa saja, jaga toko dan lain-lainnya. Juga, Fadli “tidak tahu” menentukan tarif, tinggi rendah terserah.
Baca Juga : Saksi Mata Gemetar dan Nangis, Sempat Larang Sadewa Dengar Ajakan Pelaku
Tak kenal kelah. Itu juga karakter semangat Sadewa, anak yang ditinggal pergi ibu sejak masih usia dini.
Setelah sejenak istirahat, Ahad (8/1/2023) siang di rumah neneknya itu, Sadewa pamit untuk mencari nafkah lagi, menambah penghasilan.
"Saya pergi [jadi juru] parkir dulu, Nek, karena mau ka [saya mau] belanja untuk sekolah besok." Rupanya kalimat itu adalah kalimat pamitan terakhir Sadewa kepada Aminah Ahad siang itu.
Baca Juga : Pembunuh Fadli Sadewa Sudah Dewasa Menurut Dugaan Kementerian PPPA
Lalu pergilah Sadewa ke suatu minimarket di Jl Batua Raya yang tidak jauh dari rumah sang nenek. Di situ Sadewa mencari nafkah sebagai juru parkir untuk tambahan uang jajan.
Namun, keesokan harinya, Senin (9/1/2023), impian sekolah sembari jajan, tidak ada lagi bagi Sadewa, putra Karmin.
Sadewa tak pulang-pulang dari mencari uang jajan. Dia hilang diculik dan dibunuh. Mayatnya dibuang ke bawah jembatan Nipa-Nipa, Moncongloe, Maros, Ahad (8/1/2023) malam.
Baca Juga : Fadli Sadewa Tawarkan Jasa Bersihkan Lahan hingga Jadi Kuli Panggul di Pasar Toddopuli, Bayar Seikhlasnya
Jasadnya ditemukan membengkak, Selasa (10/1/2023) dini hari.
Pelaku pembunuhan AD (17) dan MF (14) mengaku tega menghabisi nyawa Sadewa karena tergiur perdagangan organ tubuh manusia.
Jenazah Muhammad Fadli Sadewa dikebumikan di pekuburan Paropo, Panakkukang, kota Makassar, Selasa sore Wita.
Masih banyak cerita kenangan Aminah tentang sosok Sadewa. Simak update jejakfakta selanjutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News