Jejakfakta.com, MAKASSAR – Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, memaparkan sejumlah program unggulan pembangunan Kota Makassar dalam Seminar Internasional Competitive Generations yang digelar oleh Universitas Bosowa, Selasa (30/9/2025), dalam rangka menyambut Dies Natalis kampus tersebut.
Dalam presentasinya, Munafri menekankan pentingnya strategi pembangunan yang menyentuh langsung persoalan perkotaan dan membuka ruang bagi generasi muda agar tetap kompetitif di tengah pertumbuhan pesat kota.

"Makassar akan terus tumbuh, tetapi pertumbuhan ini juga membawa tantangan seperti kemacetan, parkir liar, hingga persoalan sosial. Pemerintah kota berkomitmen menghadirkan solusi konkret," ujar Munafri.
Baca Juga : HUT ke-418 Makassar Jadi Momentum Silaturahmi Kepala Daerah Se-Sulsel
Salah satu isu utama yang disoroti adalah persoalan sosial di ruang publik, termasuk parkir liar dan gesekan antarwarga. Menurutnya, masalah-masalah ini perlu penanganan serius melalui pendekatan penataan ruang dan kebijakan sosial yang terintegrasi.
Ia juga menyoroti kebutuhan akan “ruang ketiga” (third place) bagi anak muda, yaitu ruang alternatif di luar rumah dan sekolah yang dapat mendorong kreativitas serta interaksi sosial.
"Anak-anak muda sekarang butuh ruang berkumpul dan berkembang. Makassar harus menyiapkan ruang ini sebagai bagian dari pembangunan berkelanjutan," jelasnya.
Baca Juga : HUT Ke-418 Kota Makassar, Puluhan Ribu Warga Kompak Ramaikan Jalan Sehat
Munafri mengungkapkan keterbatasan infrastruktur olahraga di Makassar yang menyebabkan kota ini kesulitan menjadi tuan rumah ajang internasional.
Ia mencontohkan PSM Makassar yang rutin mengikuti turnamen internasional, namun tidak bisa menggelar laga kandang karena stadion yang tidak representatif.
"Pembangunan stadion modern bukan hanya soal olahraga, tapi juga berdampak pada ekonomi dan citra kota," tegasnya.
Baca Juga : Makassar Toreh Prestasi Nasional, Munafri Dinobatkan Sebagai Kepala Daerah Terbaik 2025
Lebih lanjut, Munafri menyoroti pentingnya percepatan penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR). Ia menyebut Makassar sebagai salah satu kota besar yang belum memiliki pedoman tata ruang yang detail, yang menyebabkan pembangunan tidak terkendali.
"Tahun depan, RDTR ditarget rampung. Hotel, pabrik, gudang tidak bisa lagi dibangun sembarangan. Kota ini harus tertata dan sesuai zonasi," katanya.
Sebagai kota perdagangan dan jasa tanpa sumber daya alam seperti tambang atau lahan pertanian, Munafri menyatakan bahwa Makassar harus fokus mendorong investasi sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi.
Baca Juga : Munafri Sebut Pemkot Makassar Fokus pada Pelayanan Publik yang Responsif dan Manusiawi
"Kalau investasi tumbuh, daya beli naik, kesejahteraan masyarakat ikut meningkat," ujarnya.
Ia juga menyampaikan bahwa Makassar diarahkan menjadi kota transit, pusat pendidikan, kesehatan, dan penyelenggara event besar di Indonesia Timur. Pemerintah kota menargetkan satu event besar tiap bulan dengan dukungan insentif hingga Rp5 miliar.
"Kita ingin hotel-hotel penuh, UMKM bergerak, dan ekonomi warga terdongkrak," tambahnya.
Baca Juga : Munafri Gagas Bulan UMKM untuk Perkuat Ekonomi Kerakyatan Makassar
Menutup paparannya, Munafri mengapresiasi Universitas Bosowa atas kontribusinya menghadirkan ruang akademik yang membahas pembangunan generasi kompetitif. Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat dalam membangun kota.
"Pertumbuhan kota hanya bisa dicapai jika seluruh segmen bergerak bersama," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




