Jejakfakta.com, MAKASSAR — Dialog Kinerja Bidang Pendidikan Madrasah Kemenag Sulsel tahun 2025 menjadi panggung penting bagi Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Ditjen Pendis Kemenag RI, Prof. Nyanyu Khodijah, untuk menegaskan bahwa Kurikulum Cinta tidak akan menggantikan Kurikulum Merdeka. Acara ini berlangsung di Hotel Aerotel Smile, Makassar, Rabu (5/2/2025).
“Kurikulum Cinta yang lahir dari pemikiran tulus Pak Menteri ini luar biasa, tapi bukan untuk menggantikan Kurikulum Merdeka. Sebaliknya, kurikulum ini menjadi suplemen yang memperkaya nilai-nilai yang sudah ada,” ujar Prof. Nyanyu, mantan Rektor UIN Raden Fatah Palembang.
Menyemai Nilai Toleransi dan Inklusivitas
Baca Juga : Bupati Sidrap Tutup STQH Ke-34, Juara Dipersiapkan ke Tingkat Provinsi
Prof. Nyanyu menjelaskan bahwa Kurikulum Cinta tengah digodok bersama tim khusus untuk memastikan kurikulum ini lahir dari pemikiran kolektif. Fokus utamanya adalah menanamkan nilai-nilai toleransi, inklusivitas, dan moderasi kepada peserta didik.
“Kami ingin semua mata pelajaran, khususnya mapel agama, menekankan pentingnya sikap toleran. Strategi reflective akan diterapkan agar siswa tidak hanya memahami materi, tetapi juga merenungkan maknanya dalam kehidupan sehari-hari,” jelasnya.
Selain itu, pendekatan multikultural juga menjadi kunci. Guru di semua mata pelajaran didorong untuk menciptakan lingkungan belajar yang heterogen, menggabungkan siswa dari berbagai latar belakang etnis dan agama untuk saling menghargai perbedaan.
Baca Juga : Safari Ramadan di Sulsel: Dai dan Qori Al-Azhar Kairo Pimpin Tarawih dan Ceramah di Masjid Raya Makassar
Dalam konteks perayaan hari besar agama, Kurikulum Cinta mendorong pendekatan partisipatif. Peserta didik diharapkan memahami dan terlibat aktif, meski berbeda keyakinan, demi menumbuhkan kesadaran akan pentingnya hidup berdampingan dalam keberagaman.
“Indonesia Emas 2045 tidak akan tercapai jika kita berjalan sendiri-sendiri. Kurikulum Cinta hadir untuk menyatukan, mengajarkan kita saling menghargai dan menyayangi satu sama lain,” tegas Prof. Nyanyu di akhir materinya.
Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag Sulsel, H. Wahyuddin Hakim, mengungkapkan rasa bangganya atas kehadiran Prof. Nyanyu di Makassar.
Baca Juga : Menag Bekali Ratusan Imam dan Muballigh: Imam Adalah Ahli Waris Spiritual Nabi Muhammad SAW
“Ini kunjungan perdana beliau ke Sulsel dalam konteks pendidikan madrasah. Kami harap ini membawa pencerahan dan menjadikan Sulsel sebagai barometer pendidikan madrasah di Indonesia,” ujarnya.
Dialog ini diikuti oleh seluruh Kepala Madrasah Negeri, operator madrasah, serta sejumlah Kepala Madrasah Swasta se-Sulsel. Turut hadir Kasubdit GTK Ditjen Pendis Kemenag RI, H. Abdul Basit, serta para Ketua Tim Kerja Bidang Penmad Kanwil Kemenag Sulsel.
Acara ini berlangsung selama dua hari, Rabu-Kamis (5-6 Februari 2025), dengan semangat untuk mendiskusikan tantangan dan solusi pendidikan madrasah di masa depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News