Rabu, 07 Mei 2025 17:32

Jusuf Kalla Harap UMI Makassar dan NUS Singapura Bekerja Sama dalam Riset Warisan Maritim Singapura dan Sulawesi

Editor : Redaksi
Penulis : Rahmat Hidayat
Jusuf Kalla (JK), saat menjadi pembicara dalam Seminar Shared Waters: The Maritime Heritage of Singapore and Sulawesi, yang dirangkaikan dengan peluncuran Bugis-Makassar Manuscripts Repository di Perpustakaan NUS, Rabu (07/05/2025). @Jejakfakta/Istimewa
Jusuf Kalla (JK), saat menjadi pembicara dalam Seminar Shared Waters: The Maritime Heritage of Singapore and Sulawesi, yang dirangkaikan dengan peluncuran Bugis-Makassar Manuscripts Repository di Perpustakaan NUS, Rabu (07/05/2025). @Jejakfakta/Istimewa

JK yakini masyarakat Bugis-Makassar merupakan kelompok awal yang menginjakkan kaki di daratan yang kini dikenal sebagai Singapura.

Jejakfakta.com, SINGAPURA – Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla (JK), menyampaikan bahwa masyarakat Bugis-Makassar memiliki peran penting dalam sejarah awal pembentukan negara Singapura. Ia meyakini bahwa masyarakat Bugis-Makassar merupakan kelompok awal yang menginjakkan kaki di daratan yang kini dikenal sebagai Singapura.

"Masyarakat yang pertama kali menginjakkan kaki di daratan Singapura adalah orang Bugis, sebelum wilayah ini berkembang menjadi Singapura modern," ujar JK saat menjadi pembicara dalam Seminar Shared Waters: The Maritime Heritage of Singapore and Sulawesi, yang dirangkaikan dengan peluncuran Bugis-Makassar Manuscripts Repository di Perpustakaan NUS, Rabu (07/05/2025).

JK menggambarkan bahwa ribuan tahun lalu, masyarakat Bugis-Makassar menggunakan kapal kecil jenis phinisi untuk datang ke wilayah yang dahulu dikenal dengan nama Temasek.

Baca Juga : Jusuf Kalla: Perang Dunia Sebabkan Ekonomi Global dan Indonesia Menurun

"Saya membayangkan, 2.000 atau 3.000 tahun yang lalu, mereka datang ke sini menggunakan kapal kecil seperti phinisi. Singapura saat itu dikenal sebagai Temasek," imbuhnya.

Lebih lanjut, JK menjelaskan bahwa sebelum menjadi Singapura, wilayah tersebut lebih dikenal dengan nama Temasek, yang berasal dari kata Tumasek. Dalam bahasa Melayu, “Tasek” berarti laut, sementara dalam bahasa Bugis-Makassar, “Tomasek” atau “Temasek” juga berarti laut. Oleh karena itu, masyarakat Bugis-Makassar sering disebut sebagai "Orang Laut".

"Tumasek itu dari kata 'Tomasek', yang dalam bahasa Bugis-Makassar berarti laut. Karena itu dikenal sebagai Orang Laut," jelas Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) ini.

Baca Juga : JK Tegaskan Empat Pulau Milik Aceh: Dibentuk dengan UU, Lebih Tinggi dari Kepmen

Dalam kesempatan yang sama, JK menekankan bahwa sejarah ini seharusnya menjadi sumber kebanggaan, namun lebih penting lagi untuk dijadikan pelajaran dalam membangun masa depan bersama.

Ia juga menyoroti empat karakter utama dalam masyarakat Bugis yang menjadi etos kepemimpinan, yaitu macca (cerdas), warani (berani), magetteng (teguh), dan malempu' (lurus dan jujur).

"Empat karakter itu membuat orang menjadi kaya, bukan karena uang, tetapi karena kaya akan ide dan inovasi," papar JK.

Baca Juga : Negara Dihargai Jika Maju Secara Ekonomi, Tegas Jusuf Kalla di UI

Di akhir sambutannya, JK menyampaikan harapannya agar Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar dan National University of Singapore (NUS) menjalin kerja sama riset mengenai warisan maritim masyarakat Bugis-Makassar di Singapura dan Sulawesi.

"Saya berharap ada kerja sama antara UMI dan NUS terkait riset keberadaan warisan maritim Singapura dan Sulawesi," tutup JK.(*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

#Jusuf Kalla #Universitas Muslim Indonesia #National University of Singapore #warisan maritim
Youtube Jejakfakta.com