Jejakfakta.com. Makassar - Di sudut selatan lapangan Karebosi terdapat stadion sepakbola yang utama di masa itu. Tempat Ramang, Suardi Arland, dan kawan-kawan bermain sepakbola. Bermain tanpa alas kaki sudah biasa mereka lakukan di lapangan Karebosi. Seperti inilah yang tergambar dalam buku Makassar Terkenang Masa Lalu, oleh Nasaruddin Koro.
Tahun 1954, PSM pernah bertanding dengan kesebelasan Kalmar Swedia di lapangan Karebosi. Di sebelah timur berjejer pohon asam Jawa. Pohon itu tiba-tiba ‘berbunga manusia’ karena penggila sepakbola yang tidak mampu membeli karcis memilih pohon itu sebagai tempat menonton. Hasil pertandingan imbang 2-2. Tuan rumah mencetak bola melalui Ora dan Ramang. Pengunjung tetap, pohon berbunga, pohon berbunga manusia itu adalah Daeng Malewa dari Mariso. Dia memiliki tempat duduk permanen pada dahan kayu pohon itu. Siutannya memberi sinyal bahwa pertandingan akan berakhir.
Di bawah pohon rindang ini hampir setiap hari dimanfaatkan penjual obat dan jamu yang menggelar barang dagangannya. Salah satu yang terkenal adalah La Capi dengan mengusung logo sport Sengkang. Ia menjual segala obat kuat setelah lebih dulu beratraksi sepeda satu roda bak pemain sirkus. Ia selalu didampingi dua putrinya dari ibu yang berbeda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
