Jumat, 16 Februari 2024 15:17

Hadiri Lokakarya di Meulbourne, Plt Kadis Kominfo Perkenalkan Program Resilience City

Editor : Nurdin Amir
Penulis : Atri Suryatri Abbas
Plt Kepala Dinas Kominfo, Ismawaty Nur dan Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Ferdi Mochtar, hadiri lokakarya Al For Climate and Health, yang digelar di Meulbourne, Australia. @Jejakfakta/dok. Humas Pemkot Makassar
Plt Kepala Dinas Kominfo, Ismawaty Nur dan Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Ferdi Mochtar, hadiri lokakarya Al For Climate and Health, yang digelar di Meulbourne, Australia. @Jejakfakta/dok. Humas Pemkot Makassar

AI dalam hal monitoring kualitas udara yang berada di kawasan Karebosi, Kota Makassar.

Jejakfakta.com, Meulbourne -- Plt Kepala Dinas Kominfo, Ismawaty Nur dan Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Ferdi Mochtar, wakili Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto hadiri lokakarya Al For Climate and Health, yang digelar di Meulbourne, Australia.

Lokakarya Artificial Intelligence (Al) merupakan lokakarya terkait sistem peringatan dini berbasis kecerdasan artifisial, mengintegrasikan dan memodelkan data iklim, kesehatan, dan mobilitas. Hal ini dapat membantu pemerintah dalam hal pengambilan keputusan,yang dilaksanakan di Universitas RMIT Swanston, Melbourne selama dua hari, 14-15 Februari 2024.

Dalam kesempatan tersebut, Plt Kadis Kominfo, Ismawaty Nur memaparkan terkait program kebijakan yang digunakan di Kota Makassar, guna penanganan tantangan perubahan iklim di Makassar, dampak serta respon kebijakannya.

Baca Juga : Jusuf Kalla Serahkan Bantuan Kepada Korban Banjir Demak

“Respon kebijakan ada 3 program yang telah dilaksanakan, program tersebut yakni Resilience City, Sombere & Smart City, dan Low Carbon,” ungkap Ismawaty Nur dalam keterangan tertulisnya.

Sementara itu, Plt Kadis DLH, Ferdy Mochtar pun menjelaskan rentang respon kebijakan terhadap lingkungan terutama dalam hal pengelolaan sampah, dengan memperlihatkan gambaran kondisi TPA Antang yang telah ditata. Selain itu, dijelaskan pula implementasi pertanian kota modern, yakni sistem pemenuhan kebutuhan pangan berkelanjutan (Smart City Farming) berbasis Al yang dikembangkan berama National Science Foundation (NSF), Amerika Serikat.

Adapun teknologi AI yang telah digunakan Kota Makassar ialah pemanfaafan CCTV untuk mengenali pelanggaran lalu lintas, rute bus sekolah, dan kemacetan. Selain itu, juga sudah ada AI dalam hal monitoring kualitas udara yang berada di Karebosi.

Baca Juga : 70.000 Jiwa Mengungsi Banjir Sumbar, Save the Children Siapkan Bantuan Pemenuhan Gizi Anak

Berdasarkan materi yang dipaparkan oleh Ismawaty dan Ferdi, ada enam tantangan yang tengah dihadapi Kota Makassar, yakni kenaikan permukaan laut, pencemaran lingkungan, cuaca ektrem, air dan energi, emisi karbon tinggi serta sanitasi yang buruk.

Sehingga terdapat delapan pontensi bencana seperti kekeringan, gempa, banjir, tsunami, angin kencang, abrasi dan gelombang, hingga kegagalan teknologi.

Sebelumnya, pada Selasa (13/02), Ismawaty dan Ferdi menyempatkan diri mengikuti diskusi panel tentang “Responsible AI”. Diskusi yang berfokus pada penggunaan AI secara bertanggung jawab dalam perubahan iklim dan kesehatan masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

#Al For Climate and Health #kecerdasan artifisial #data iklim #monitoring kualitas udara #Perubahan Iklim
Youtube Jejakfakta.com