Kamis, 09 Mei 2024 12:16

Melirik Budi Daya Ikan Nila, Presiden Jokowi: Memiliki Demand Pasar Dunia Sangat Besar

Ikan Nila. (Wikipedia).
Ikan Nila. (Wikipedia).

Presiden Jokowi menyebut anggaran yang dibutuhkan untuk membangun tambak ikan nila di atas lahan seluas 78 ribu hektare bekas tambak udang tersebut membutuhkan biaya sekitar Rp13 triliun.

Jejakfakta, Karawang - Budi daya ikan nila punya harapan pasar yang besar. Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, besarnya permintaan pasar dunia terhadap ikan nila merupakan potensi ekonomi yang perlu dimanfaatkan.

“Yang akan kita siapkan karena kalau untuk tambak udang sudah enggak mungkin lagi dan yang paling mungkin sekarang ini adalah ikan nila, dipakai untuk tambak ikan nila, yang memiliki demand pasar dunia yang sangat besar sekali. Tahun 2024 saja USD 14,4 miliar, berarti kurang lebih berapa itu, Rp230-an triliun, sangat gede sekali,” kata Presiden Jokowi saat meresmikan Modeling Kawasan Tambak Budi Daya Ikan Nila Salin di Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budi Daya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Rabu (08/05/2024) pagi.

Presiden Jokowi menganggap langkah Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dalam membuat modelling tambak ikan nila di Karawang sudah tepat. 

Baca Juga : IDTH Terbesar di Asia Tenggara, Presiden Jokowi Harap Indonesia Jadi Produsen Perangkat Teknologi

Menurut Jokowi, dengan pembangunan modelling tambak tersebut, pemerintah dapat melihat kapasitas produksi ikan nila yang bisa dihasilkan dari tambak yang dibangun di Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budi Daya, Karawang.

Presiden Jokowi pada acara Modeling Kawasan Tambak Budi Daya Ikan Nila Salin di Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budi Daya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Rabu (08/05/2024) pagi. (Foto: BPMI Setpres/Kris)

“Besarnya permintaan ini harus kita manfaatkan. Tetapi juga jangan langsung membuat yang gede, saya setuju bahwa dibuat model dulu, ada modelingnya dulu. Kalau modellingnya sudah benar, yang diinfokan ke saya dari yang biasanya satu hektare hanya 0,6 ton per hektare menjadi 80-an ton per hektare dan ini nanti akan bisa mengangkut, membuka lapangan kerja yang sangat besar sekali,” kata Jokowi.

Baca Juga : Tak Ada Dokter Spesialis di Daerah, Presiden Jokowi: Ini PR Besar Kita

Lebih lanjut, Presiden Jokowi menyebut anggaran yang dibutuhkan untuk membangun tambak ikan nila di atas lahan seluas 78 ribu hektare bekas tambak udang tersebut membutuhkan biaya sekitar Rp13 triliun.

“Saya bilang kalau Rp13 triliun dari Banten sampai ke Jawa Timur, dari Serang sampai Banyuwangi semuanya bisa dikerjakan, saya kira akan mengangkut tenaga kerja yang sangat gede sekali, membuka lapangan kerja yang sangat besar sekali. Saya kira Rp13 triliun bukan uang yang banyak,” tutur Jokowi.

Rencananya, jika modelling tambak ikan nila salin ini memiliki hasil produksi yang baik, pemerintah akan menyiapkan anggaran untuk membangun seluruh tambak ikan nila tersebut di dalam APBN Tahun 2025.

Baca Juga : Presiden Soal Harga Jagung: Sekarang Turun Jadi Rp4.200, Baik untuk Peternak tapi Kurang Baik untuk Petani

“Sehingga nanti kan kita lihat ini dulu, kemudian kalau memang sangat feasible nanti akan saya siapkan di APBN 2025-2026 dan saya akan bisikin pada pemerintah baru pada presiden terpilih agar mimpi besar ini betul-betul bisa direalisasikan,” kata Presiden.

Nila biasanya hidup di air tawar. Warnanya kehitaman atau keabu-abuan, warna bagian bawahnya (sekitar sirip pelvis) sedikit terang. Nama ikan nila diambil dari nama sungai terpanjang Afrika, Sungai Nil, tempat pertama kali ikan bernama ilmiah oreochromis niloticus ini ditemukan.(BPMI Setpres)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

#budi daya ikan nila #Sungai Nil #oreochromis niloticus #Presiden Jokowi #Kabupaten Karawang #ikan nila salin
Youtube Jejakfakta.com