MENUNGGU PENUMPANG. Irfan, salah satu supir moda transportasi pete-pete yang masih bertahan ditengah gempuran transportasi online menunggu penumpang di ujung Jalan AP. Pettarani Makassar, Rabu (12/3/2025). Ia mengaku hanya bisa meraup pendapatan tertinggi hanya 100 ribu per hari. @Jejakfakta/Nurdin Amir
Irfan (40) duduk santai di atas mobil angkutan pete-pete, sambil memandangi lalu lalang orang di Jalan AP Pettarani, di depan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Model, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (12/3/2025). Sehari, ia hanya bisa meraup pendapatan tertinggi hanya 100 ribu, tak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga.
"Paccei lurang (tidak ada penumpang), kadang 70 ribu, kadang 100 ribu paling tinggi itu. Pajak mobil 60 ribu," ujar Irfan, saat ditemui Jejakfakta.
Baca Juga : Aksi Kriminal Meningkat di Makassar, Kapolda Sulsel Turun Langsung Pimpin Operasi
Moda transportasi pete-pete, yang dulu menjadi andalan warga Makassar dalam beraktivitas sehari-hari, kini semakin kurang diminati. Seiring masa, tersingkir di antara kencangnya moda-moda lain. Namun, sejumlah pengemudi tetap bertahan.
Tak ada pilihan lain bagi Irfan untuk bertahan menjadi pengemudi Pete-pete. Namun, sejak beberapa tahun terakhir, banyak pengguna yang beralih ke moda transportasi lainnya.
Ditambah, salah satu moda transportasi Bis Mamminasata, jalur kampus Unhas membuatnya ia terpukul.
Baca Juga : Empat Saksi Dihadirkan dalam Sidang Kasus Dugaan Korupsi Proyek Perpipaan Air Limbah Kota Makassar
"Sebelumnya bisa dapat 400 ribu per hari (pendapatan bersih), sekarang hanya 100 ribu. kadang 70 ribu," keluhnya.
"Tidak cukup, macam saya ada anak, 3 anak. Itu mana cukup. Mana harus isi bensin lagi."
Meski kurang penghasilan, Irfan tetap terus bertahan, dan berdoa tetap mendapat keberuntungan. Khususnya warga yang tetap memilih angkot, karena alasan murah dan trayek yang melewati rumahnya.
Baca Juga : Lawan Mafia Tanah, Warga Bara-Baraya ajukan Gugatan Perlawanan Eksekusi
"Karena opsi termurah, kalo pakai gojek lumayan mahal 15 ribuan. Ini hanya 5 rib sampai 8 ribu ji. Saya mau mau pulang ke Batua Raya," ujar Fad fayad, siswa MTS 1 Makassar.
BERTAHAN DITENGAH KESULITAN. Sejumlah supir angkot pete-pete memilih bertahan, dan menunggu penumpang, meski dalam keadaan sulit, di ujung Jalan AP. Pettarani Makassar, Rabu (12/3/2025). Moda transportasi pete-pete, yang dulu menjadi andalan warga Makassar dalam beraktivitas sehari-hari, kini semakin kurang diminati. @Jejakfakta/Nurdin Amir
MENUNGGU PENUMPANG. Sejumlah supir moda transportasi pete-pete yang masih bertahan ditengah gempuran transportasi online menunggu penumpang di ujung Jalan AP. Pettarani Makassar, Rabu (12/3/2025). Perhari hanya bisa meraup pendapatan tertinggi hanya 100 ribu. @Jejakfakta/Nurdin Amir
Baca Juga : Pemkot Makassar Targetkan Efisiensi Rp300 Miliar, Pangkas Anggaran Perjalanan Dinas dan Meeting Mewah
TRAYEK 07 KAMPUS UNHAS. Angkutan pete-pete 07 menjadi pilihan mahasiswa Univeritas Hasanuddin Makassar jika ingin ke kampus. Seiring perkembangan teknologi, sejumlah mahasiswa memilih transportasi online. Ditambah, salah satu moda transportasi Bis Mamminasata, jalur kampus Unhas Gowa - Unhas Tamalanres membuatnya pengemudi angot terpukul. @Jejakfakta/Nurdin Amir
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
