Jejakfaka.com, MAKASSAR — Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar, Idrus Marham, menegaskan bahwa Musyawarah Daerah (Musda) Partai Golkar Sulawesi Selatan 2025 harus menjadi momentum kebangkitan partai berlambang pohon beringin itu di provinsi yang selama ini dikenal sebagai basis kuat Partai Golkar.
Dalam pernyataannya, Idrus menekankan pentingnya memilih pemimpin yang memiliki rekam jejak prestasi, kemampuan konsolidasi, dan semangat membesarkan partai, bukan sekadar menguasainya.
“Ketua Umum memahami betul posisi strategis Sulawesi Selatan sebagai lumbung suara Partai Golkar. Namun, belakangan ini kita lihat adanya indikasi degradasi terhadap eksistensi dan daya saing partai di provinsi ini,” kata Idrus, Jumat (7/6/2025).
Baca Juga : Bupati Luwu Timur dan BBPJN Kementerian PUPR Bahas Pembangunan Gerbang Batas Kota
Ia juga menyampaikan bahwa Ketua Umum DPP Golkar, Bahlil Lahadalia, telah memberi perhatian khusus terhadap dinamika di kawasan timur Indonesia, termasuk Sulsel. Menurut Idrus, Ketua Umum berkomitmen menjadikan Musda Sulsel sebagai ajang konsolidasi dan pemulihan kejayaan partai.
Serukan Figur Pemersatu, Bukan Kontroversial
Idrus menilai pemimpin Golkar Sulsel ke depan harus menjadi tokoh pemersatu, bukan simbol konflik. Ia menolak pendekatan yang hanya mengandalkan popularitas semu tanpa prestasi nyata.
Baca Juga : Bulukumba Raih Peringkat Pertama Capaian SPM Tingkat Kabupaten di Sulawesi Selatan
“Yang dibutuhkan bukan orang-orang kontroversial yang hanya mewakili gerbong tertentu. Ketua terpilih nanti harus jadi tokoh pemersatu, bukan simbol perpecahan,” tegasnya.
Ia menegaskan bahwa penilaian terhadap calon ketua harus didasarkan pada fakta objektif, bukan sekadar pencitraan.
“Jangan lagi ada orang yang merasa hebat tanpa prestasi. Banyak yang selama ini hanya bermodalkan keinginan dan pencitraan,” lanjut Idrus.
Dorong Paradigma Membesarkan, Bukan Menguasai
Idrus mengajak seluruh kader menanggalkan ego sektoral dan menyatukan kekuatan demi kejayaan partai. Ia menyinggung paradigma lama yang menurutnya cenderung bersifat eksklusif dan mendominasi.
“Paradigma lama adalah menguasai Golkar. Tapi sekarang Ketua Umum instruksikan: saatnya paradigma membesarkan, bukan menguasai,” ujarnya.
Baca Juga : Permintaan Sapi Kurban di Makassar Mulai Meningkat, Dalam 5 Hari Mahmuddin Jual 30 Ekor
Diskresi dan Seleksi Calon Ketua
Terkait wacana pemberian diskresi terhadap calon ketua DPD Golkar Sulsel, Idrus menegaskan bahwa DPP tetap akan berpegang pada mekanisme partai dan tolok ukur prestasi.
“Tidak ada diskresi untuk orang-orang yang tak punya fakta prestasi. Ketua Umum mengedepankan kader dengan capaian politik konkret, bukan opini atau klaim semata,” ujarnya.
Baca Juga : Gubernur Andi Sudirman Jadi Rebutan Swafoto di Fun Run & Anti Mager Sulsel 2025 di Luwu Timur
Idrus enggan menyebut nama-nama kandidat yang beredar, dan menekankan pentingnya menilai calon berdasarkan kerja nyata, bukan penampilan di media.
Ia menutup pernyataannya dengan ajakan kepada seluruh kader untuk bersatu menyongsong Musda sebagai ajang rekonsiliasi dan konsolidasi besar.
“Tidak boleh ada lagi yang merasa paling punya Golkar. Semua adalah bagian dari keluarga besar yang utuh. Kalau ada yang tidak utuh, mari kita satukan,” pungkasnya.
Musda DPD I Partai Golkar Sulawesi Selatan dijadwalkan berlangsung pada tahun 2025 dan diperkirakan menjadi forum penting dalam penentuan arah baru Golkar di kawasan timur Indonesia pasca Pemilu 2024.(*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News