Selasa, 10 Januari 2023 00:22

Melahirkan Petani Milenial Keren

Editor : Herlina
Ilustrasi petani milenial (Foto-foto: Kementan RI)
Ilustrasi petani milenial (Foto-foto: Kementan RI)

Mahasiswa yang dulunya berangan-angan menjadi PNS. Tapi sekarang sudah tidak lagi. Didorong menjadi petani milenial, yaitu agropreneur yang bisa menciptakan lapangan kerja di bidang pertanian.

Berapa usia petani di Indonesia saat ini? Dan kenapa hanya orang tua yang banyak menjadi petani? Stigma itu kini dipatahkan Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI), dengan melahirkan petani-petani milenial.

Termasuk, mendefinisikan petani milenial sebagai orang yang berusia antara 19-39 tahun, atau petani yang tidak berada dalam range umur tersebut, tetapi berjiwa milenial, fasih dan tanggap teknologi digital, dan tanggap alsintan, membawa pembaruan dalam pembangunan pertanian ke depan.

Ya, Kementan RI, memang berkomitmen mencetak petani-petani muda di seluruh penjuru Indonesia, termasuk di Provinsi Sulawesi Selatan. Salah satunya, mengubah Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) menjadi Polbangtan (Politeknik Pembangunan Pertanian).

Baca Juga : Kendalikan Inflasi, Pemkot Makassar Bangun Tokomoditi

Direktur Polbangtan Gowa Syaifuddin lalu bercerita, perubahan nama itu tentu berdampak pada kurikulum yang ada. Jika sebelumnya teori 60%, sekarang teorinya sisa 30%, sehingga 70% untuk praktik.

Dengan perubahan komposisi muatan praktik dan teori, penyusunan kurikulum tidak sepenuhnya diserahkan kepada internal Polbangtan. Pihak swasta dan perguruan tinggi juga ikut dilibatkan.

"Mahasiswa kami dulunya berangan-angan menjadi PNS. Tapi sekarang sudah tidak lagi. Kami dorong mereka menjadi petani milenial, yaitu agropreneur yang bisa menciptakan lapangan kerja di bidang pertanian,” seru Syaifuddin. 

Baca Juga : Nilai Ekspor Menurun, Wamentan Minta Semua Stakeholder di Sulbar Dukung Gratieks

Selain menambah bobot praktik pada kurikulumnya, Polbangtan juga berupaya menumbuhkan minat para mahasiswa untuk bertani dengan memberikan bantuan modal antara Rp15-30 juta bagi mahasiswa Polbangtan yang tertarik menjadi agropreneur.

 Kesempatan mendapatkan modal tidak hanya diberikan untuk para mahasiswa Polbangtan, tapi juga mahasiswa jurusan pertanian dari perguruan tinggi yang menjadi mitra Polbangtan.

Untuk mendapatkan modal tersebut, para mahasiswa disyaratkan untuk mengikuti mata kuliah kewirausahaan. 

Baca Juga : Produksi Beras Sulsel Urutan Keempat di Indonesia

Sebenarnya apa yang dilakukan Polbangtan, mengadopsi bantuan bagi petani milenial yang diberikan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan RI.

Hanya saja, di BPPSDM bantuannya dibagi per zona wilayah tergantung jenis bantuan yang mereka butuhkan. "Untuk tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan, kelompok tani milenial akan mendapat bantuan benih. Sementara peternakan mendapatkan bantuan ternak, seperti sapi, kambing, dan ayam," Syaifuddin mencontohkan.

 Sebelum mendapatkan bantuan, kelompok tani milenial terlebih dahulu diberikan pembekalan dan bimbingan teknis (bimtek) sesuai dengan bidang pertanian yang ditekuninya.


Bimtek diselenggarakan tidak hanya untuk meningkatkan kapasitas, keterampilan, sikap dan pengetahuan petani, tapi juga mengubah pola pikir dan meningkatkan kapasitas seorang petani ke arah yang lebih modern. 

Kementan juga turut mendampingi petani saat turun ke lapangan, guna peningkatan produksi dan produktivitas pertanian, peran penyuluh pertanian sangat strategis sebagai pendamping petani. Salah satunya dalam melatih penggunaan alat dan mesin pertanian (alsintan) kepada para petani millenial.

Sebelumnya, Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo, saat berada di Makassar, Sulsel beberapa waktu lalu mengatakan, sebagai upaya menumbuhkan minat generasi muda terhadap sektor pertanian, maka harus dapat mengubah paradigma mereka, terkait sektor pertanian, sebagai hal yang menarik, juga menjanjikan.

"Ini kan, apabila dikelola dengan tekun dan sungguh-sungguh, menanamkan kesadaran akan kebutuhan pangan nasional. Kementan akan terus memfasilitasi generasi muda untuk menjadi petani serta wirausaha pertanian," kata Syahrul.

“Kita fasilitasi mereka, kita tingkatkan pengetahuan dan kemampuan mereka melalui pelatihan. Kita manfaatkan teknologi, Alsintan, jejaring hingga jejaring pemasaran. Kita ubah pola pikir generasi muda bahwa pertanian itu keren dan hebat. Salah satunya melalui program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS)," sambung Syahrul.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi menambahkan, tujuan pengembangan YESS adalah untuk kaum muda di pedesaan agar terlibat dalam sektor berbasis pertanian melalui pekerjaan dan kewirausahaan.

Melalui program YESS, peningkatan kapasitas pemuda perdesaan untuk menjadi ke wirausahawan muda pertanian yang memiliki akses permodalan, akses pemasaran serta mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi kaum muda di wilayah perdesaan pun dilakukan.

Tidak hanya itu, program YESS juga mendukung Perluasan program pemagangan nasional di bidang pekerjaan pertanian dan agribisnis terpilih melalui Nota Kesepahaman (MoU) dengan Kementerian.

Juga terciptanya wahana pasar kerja bagi para pencari kerja dan pengusaha yang membutuhkan tenaga kerja di bidang pertanian Untuk mendukung jasa pertanian untuk ikut dan mewawancarai para pencari kerja di tempat.

“Kita buktikan kepada generasi muda bahwa pertanian adalah sektor yang menjanjikan dan membanggakan bila ditekuni. Melalui program YESS, kita ciptakan kesempatan bagi pemuda, khususnya di wilayah pedesaan untuk mengembangkan usaha ekonomi di sektor pertanian,” tegas Dedi.

Program tersebut, memang sebagai upaya ada regenerasi petani, lantaran jumlah petani Indonesia tiap tahunnya selalu berkurang 5 juta orang, jika tidak ada regenerasi akan membahayakan bagi ketahanan pangan nasional, maka inilah irisan program yang tepat antara Kementan dengan Yess.

Di Sulsel, Polbangtan Gowa ditetapkan sebagai Provincial Project Implementation Unit (PPIU) Provinsi Sulawesi Selatan. Kabupaten yang menjadi wilayah PPIU Sulsel meliputi Kabupaten Maros, Kabupaten Bone, Kabupaten Bulukumba dan Kabupaten Bantaeng. Empat kabupaten itu harusnya jadi role model program YESS, bukan hanya di Sulsel, tapi Indonesia. (**)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

#Politeknik Pembangunan Pertanian #Polbangtan #YESS #Agrepreneur #Pertanian #Kementan Kementerian Pertanian #Petani Milenial
Youtube Jejakfakta.com