Jejakfakta.com, MAKASSAR – Pemerintah Kota Makassar di bawah kepemimpinan Wali Kota Munafri Arifuddin merencanakan pembangunan jalur alternatif yang menghubungkan kawasan Baruga Antang dengan Jalan Dr. Leimena. Langkah ini diambil sebagai upaya konkret mengurai kemacetan parah yang kerap terjadi di wilayah timur Kota Makassar, khususnya di Kecamatan Manggala dan sekitarnya.
Pembangunan jalur tersebut akan dilakukan bekerja sama dengan Kalla Group, melalui kawasan perumahan Bukit Baruga. Jalur baru ini akan menjadi akses strategis penghubung dari Baruga ke Jalan Leimena, dan nantinya hingga ke poros utama Jalan Perintis Kemerdekaan.
Rencana ini diawali dengan peninjauan lokasi langsung oleh Wali Kota Munafri Arifuddin bersama jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, yang dilakukan pada Rabu (10/9/2025).
Baca Juga : Wali Kota Makassar Hadiri Rapat Senat Terbuka Dies Natalis ke-69 Universitas Hasanuddin
“Jalur ini menjadi solusi bagi warga yang tinggal di Manggala dan wilayah timur kota. Mau tidak mau, kita memang harus mencari jalan alternatif karena semua akses sekarang ini sudah padat,” ujar Munafri saat survei di Bukit Baruga.
Turut hadir dalam peninjauan tersebut antara lain Kadis Penataan Ruang Fuad Azis, Kadis PU Zuhaelsi Zubir, Kadis DLH Helmy Budiman, Camat Manggala, dan Camat Panakkukang. Dari pihak Kalla Group, hadir CEO Kalla Land & Property Ricky Theodores dan COO M. Natsir Mardan.
Jalur alternatif ini akan membentang sepanjang 1,5 kilometer, melewati aliran Sungai Tello dari dekat area driving range golf Baruga hingga ke jembatan di Jalan Leimena. Jalan dirancang dengan lebar sekitar 30 meter dan diproyeksikan sebagai akses multifungsi—baik untuk lalu lintas maupun sebagai kawasan ekonomi.
Baca Juga : Pemkot Makassar Relokasi Pedagang Anjungan Losari, Siapkan Lokasi Baru yang Lebih Tertata
Munafri menjelaskan bahwa pembangunan tidak hanya berfokus pada pengurangan kemacetan, tetapi juga diarahkan sebagai solusi pengelolaan banjir dengan sistem drainase baru yang terintegrasi.
Selain itu, kawasan sepanjang jalur tersebut akan dikembangkan sebagai sentra ekonomi, seperti pasar wisata dan area kuliner. Jalan ini juga direncanakan akan tersambung ke kawasan BTP, dengan total panjang jalur sekitar 5 kilometer.
“Pembangunan ini akan memberikan akses baru, sekaligus membuka ruang untuk pertumbuhan ekonomi masyarakat. Kami juga akan maksimalkan pembuatan alur air untuk mengantisipasi genangan,” jelasnya.
Baca Juga : Sambut Tiga Menteri, Wali Kota Makassar Tinjau Kesiapan Lokasi Kunjungan
Terkait pembebasan lahan, Munafri mengakui prosesnya berbeda antara pihak swasta dan pemerintah. Namun ia memastikan koordinasi terus berjalan agar proyek ini bisa dimulai akhir tahun 2025.
“Tim sudah mulai memetakan pekerjaan awal. Proses pembebasan akan kami maksimalkan sesuai aturan yang ada,” imbuhnya.
Munafri juga menekankan pentingnya penataan pedagang di sepanjang jalur baru tersebut. Ia berharap masyarakat dan kecamatan aktif dalam proses sosialisasi dan pengelolaan pasar modern yang akan dibangun.
Baca Juga : Pemkot Makassar dan CAMCE Bahas Desain Stadion Internasional Untia
“Biasanya hanya 30 pedagang yang bisa difasilitasi, tapi peminat bisa sampai 200. Ini perlu ditata sejak awal agar lebih tertib dan berkualitas,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
