Makassar, Jejakfakta.com - Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto, mengungkapkan penyebab banjir yang terjadi di Kota Makassar. Menurut Hasto, proyek reklamasi yang sedang berlangsung itu adalah biang kerok masalah banjir.
Hasto mengatakan, pembangunan Kota Makassar yang tidak mempertimbangkan letak geografis daerah menjadi salah satu faktor yang menyebabkan masalah banjir semakin parah.
Dua proyek reklamasi yang dilaksanakan sejak 2016-2023, yakni reklamasi Center Point of Indonesia (CPI) oleh PT Ciputra dan Makassar New Port (MPN) oleh PT Pelindo, menjadi penyebab utama dari masalah banjir tersebut.
Baca Juga : Kunjungi Masyarakat Pulau Lae-lae Makassar, Kapolda Sulsel Bagikan Sembako dan Seruhkan Pilkada Damai
Sejak dilaksanakannya proyek reklamasi, banjir di Kota Makassar semakin meluas dan airnya semakin meningkat.
Hasto menambahkan, peta Kota Makassar dapat menjadi gambaran tentang kesalahan dalam pembangunan yang dilakukan. Dia juga menegaskan bahwa sebagai negara maritim, masyarakat Sulawesi Selatan harus memahami konsep negara kelautan Soekarno.
“Kita negara maritim tetapi kita memperlakukan diri kita sebagai negara kontinental. Itu kesalahan yang paling besar. Karena kita tidak memahami pemahaman geopolitik Soekarno,” ucapnya, Senin (6/3/2023) kemarin.
Baca Juga : Jusuf Kalla Sebut Partai yang Menjadi Oposisi adalah Kecelakaan
Hasto menilai bahwa kesalahan paling besar yang sering dilakukan oleh masyarakat Indonesia adalah memperlakukan dirinya sebagai negara kontinental, padahal Indonesia adalah negara kelautan terbesar di dunia.
Sebagai negara kelautan terbesar, Indonesia harus menguasai samudera rakyat dengan mengembangkan kapal modern dari kapal tradisional Phinisi.
Sebelumnya, mantan Komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Laode M Syarif, juga memberikan pandangannya tentang banjir yang terjadi di Kota Makassar pada 13 Februari 2023 lalu.
Baca Juga : Sellly PDI-P Bilang Hanya 200.362 Jemaah Haji Reguler yang Lunasi Bipih, Kemenag: Salah Baca Data
Menurut Laode, penyebab banjir di Kota Makassar tidak hanya karena tingginya curah hujan dan air laut pasang, tetapi juga karena sejumlah masalah kompleks yang menyebabkan banjir, termasuk proyek reklamasi.
Menurut hasil kajian, Sungai Jeneberang berhilir di pantai Makassar, namun pantai tersebut kini telah ditimbun dan dijadikan proyek reklamasi.
Laode menambahkan bahwa pada saat ia masih menjadi mahasiswa di Universitas Hasanuddin, ia ikut terlibat dalam tim kajian mengenai Sungai Jeneberang yang mengalir ke Pantai Losari.
Baca Juga : Transaksi Sepihak di Reklamasi Pulau Lae-lae
Dalam kajiannya pun, proyek reklamasi ke arah pantai tersebut tidak direkomendasikan karena berbahaya dan dapat menyebabkan banjir di Kota Makassar.
"Proyek reklamasi menjadi penyebab banjir yang semakin parah di Kota Makassar, yang sebelumnya tidak separah seperti sekarang," bebernya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News