Jejakfakta.com, MAKASSAR -- USAID ERAT dan Pemerintah Kota Makassar bahu membahu memerangi perkawinan anak melalui lokakarya bertajuk "Penggunaan Data PPA, Stunting, ATS, dan Kemiskinan Ekstrim". Lokakarya ini, yang diadakan di Hotel Remcy pada hari Rabu (3/7/2024), menjadi wadah strategis untuk menghasilkan data terintegrasi yang mumpuni dalam merancang intervensi pencegahan dan penanganan perkawinan anak yang lebih terukur dan efektif.
Kepala Bidang PPM Bappeda Kota Makassar, Noptiadi, dalam sambutannya, menegaskan pentingnya mengintegrasikan data ATS, stunting, dan kemiskinan ekstrim. "Data ini menjadi kunci untuk memahami gambaran menyeluruh kondisi sosial masyarakat, khususnya terkait kesiapan orang tua dalam mengasuh anak," jelasnya.
Lebih lanjut, Noptiadi menuturkan bahwa lokakarya ini diharapkan dapat memperkuat kolaborasi antar pemangku kepentingan dalam penggunaan data. "Bersama, kita dapat memerangi perkawinan anak dengan strategi yang tepat sasaran," imbuhnya.
Baca Juga : Silaturahmi Walikota dan Bupati Terpilih Kader NasDem Sulsel dengan Rusdi Masse
Senada dengan Noptiadi, Kepala Bidang Perencanaan Pembangunan Evaluasi Daerah Bappelitbangda Provinsi Sulawesi Selatan, Ukrima Rijal, menekankan pentingnya pemanfaatan data dalam perencanaan dan penganggaran daerah. "Data menjadi landasan utama dalam menyusun keputusan strategis yang akurat dan berkelanjutan," paparnya.
Ukrima Rijal pun memaparkan data indeks pembangunan manusia, tingkat kemiskinan, ATS, angka prevalensi stunting, dan data penting lainnya di Sulawesi Selatan.
"Data ini memungkinkan kita mengalokasikan sumber daya secara efisien dan menargetkan intervensi yang tepat untuk mengatasi perkawinan anak dan kemiskinan ekstrim di Sulsel," tegasnya.
Baca Juga : Mendagri Tito Karnavian Lantik Fadjry Djufry Jadi Pj Gubernur Sulsel
Lokakarya ini dihadiri oleh berbagai pihak terkait, termasuk OPD Pemkot Makassar, PKK Makassar, Shelter warga Makassar, BAZNAS Makassar, UPTD PPA Kota Makassar, HWDI Sulsel, Dasawisma Makassar, dan Forum Anak Makassar. Bersama para fasilitator, termasuk Rosniaty Panguriseng, mereka bahu membahu menyusun data strategis untuk memerangi perkawinan anak di Makassar.
Perkawinan anak di Makassar bukan lagi isu yang tak dikenal. Dengan data yang terintegrasi dan kolaborasi yang kuat, langkah menuju masa depan bebas perkawinan anak di Makassar semakin terbuka lebar.(rls)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News