Kamis, 20 Maret 2025 20:19

Konten Menyesatkan, Sasmito Madrim Tegaskan Serangan Disinformasi Berpotensi Memecah Belah Bangsa

Editor : Redaksi
Penulis : Samsir
Sasmito Madrim, Pemimpin Redaksi Koreksi.org dan Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia periode 2021-2024. @Jejakfakta/Istimewa
Sasmito Madrim, Pemimpin Redaksi Koreksi.org dan Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia periode 2021-2024. @Jejakfakta/Istimewa

Sasminto menegaskan bahwa "Bocor Alus" adalah produk jurnalistik yang mengikuti kaidah-kaidah yang benar.

Jejakfakta.com, JAKARTA – Sasmito Madrim, Pemimpin Redaksi Koreksi.org dan Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia periode 2021-2024, menanggapi tegas sebuah konten yang memuat foto dirinya beserta kutipan palsu yang menyebutkan bahwa ia menganggap program "Bocor Alus" dapat memecah belah bangsa.

Dalam wawancaranya dengan tim CekFakta.com pada Kamis, 20 Maret 2025, Sasmito membantah keras pernyataan tersebut.

"Konten itu jelas tidak sesuai fakta. Saya tidak pernah mengeluarkan pernyataan seperti itu," ujar Sasmito.

Sasminto menegaskan bahwa "Bocor Alus" adalah produk jurnalistik yang mengikuti kaidah-kaidah yang benar. "Bahwa informasi yang beredar di media sosial X baru diketahui beberapa saat lalu, dan ia khawatir hal ini bisa menyesatkan publik," ungkapnya.

Sasmito mengungkapkan bahwa ia sangat cemas apabila narasi yang beredar ini memperkeruh situasi di masyarakat.

"Ini bisa menjadi upaya adu domba yang bisa memecah belah, terutama bagi orang-orang yang tidak mengenal saya secara pribadi. Meskipun teman-teman di Tempo paham bahwa itu bukan pernyataan saya, orang-orang yang tidak tahu bisa salah paham," lanjutnya.

Sebagai seorang jurnalis dan pemimpin AJI, Sasmito juga mengingatkan pentingnya menjaga integritas informasi di tengah maraknya serangan disinformasi.

Ia menyebut bahwa serangan serupa pernah terjadi padanya pada 2022, yang menyasar dirinya dengan konten palsu yang mengklaim ia menentang perjuangan Haris Azhar dan Fatia terhadap kriminalisasi, serta menentang perlawanan warga Wadas.

"Sama halnya dengan serangan disinformasi kali ini, konten yang beredar mengandung muatan politik yang tidak jelas tujuannya. Beberapa hari terakhir, kami melalui Koreksi.org mengkritik tentang liputan terkait penambahan kodam TNI dan pembahasan RUU TNI. Mungkin ini yang menjadi latar belakang serangan tersebut," terang Sasmito.

Serangan disinformasi terhadap Sasmito sebenarnya bukan hal baru. Pada 23 Februari 2022, ia mengalami peretasan akun WhatsApp, Instagram, Facebook, serta nomor handphone pribadi, yang diikuti dengan serangan-serangan informasi palsu.

Salah satunya adalah poster yang beredar di media sosial pada 24 Februari 2024 yang menuduhnya mendukung pembubaran FPI, pembangunan Bendungan Bener Purworejo, dan mendukung penangkapan Haris Azhar dan Fatia—semua tuduhan yang dengan tegas dibantah oleh Sasmito.

Ia menegaskan bahwa AJI Indonesia adalah organisasi yang secara aktif memperjuangkan kebebasan berpendapat, kebebasan berekspresi, dan hak masyarakat untuk mendapatkan informasi yang benar dan akurat.

"Disinformasi semacam ini jelas bertujuan untuk mengadu domba kami dengan organisasi masyarakat sipil lainnya dan menambah ketegangan sosial, seperti yang terjadi dengan warga Wadas," ungkapnya.

Sasmito berharap, dengan semakin cerdasnya masyarakat dalam memverifikasi informasi, upaya-upaya penyebaran disinformasi dapat dicegah, dan ruang publik tetap terjaga dengan fakta yang jujur dan berkualitas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

#Sasmito Madrim #kutipan palsu #Bocor Alus #penyebaran disinformasi
Youtube Jejakfakta.com