Rabu, 11 Januari 2023 11:00

Jejak Penculikan dan Pembunuhan Anak Mandiri Muhammad Fadli Sadewa Kesayangan Nenek, bukan Dendam

Editor : Ilham Mangenre
Penulis : Atri Suryatri Abbas
Muhammad Fadli Sadewa (11), korban penculikandan pembunuhan di Makassar, Ahad (8/1/2023). Gambar selebaran ini dibuat keluarga korban saat pencarian korban Senin (9/1/2023).
Muhammad Fadli Sadewa (11), korban penculikandan pembunuhan di Makassar, Ahad (8/1/2023). Gambar selebaran ini dibuat keluarga korban saat pencarian korban Senin (9/1/2023).

“Pergi di pasar Toddopuli angkat-angkat barang, sisik-sisik ikan,” Nahariah menceritakan sepak terjang Fadli mencari nafkah.

Makassar, jejakfakta.com – Tersangka AD (17) merupakan dalang penculikan dan pembunuhan anak kelas 5 SD Muhammad Fadli Sadewa (11 tahun) di Batu Raya 7, kota Makassar, Sulawesi Selatan, Ahad (8/1/2023).

AD bersama MF (18) ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan.

Kedua siswa SMA tersebut dihadirkan dalam konferensi pers pengungkapn kasus di Markas Polrestabes Makassar, Jl Ahmad Yani, kota Makassar, Selasa (10/1/2023) sore Wita.

Baca Juga : Kapolrestabes Makassar Pecat Oknum Personelnya yang Terlibat Narkoba

Tersangka AD mengaku sering menonton situs dengan konten berbau negatif dan tentang perdagangan organ tubuh manusia.

AD megungkap dirinya menemukan konten yang menggiurkan tentang perdagangan ginjal ,hati, dan jantung seharaga miliaran rupiah.

"Masuk di Yandex, terus ketik organ sel, di situ harganya 80 ribu dollar," kata tersangka AD, siswa kelas tiga SMA di Makassar tersebut.

Baca Juga : Kominfo Blokir 7 Situs dan 5 Grup Media Sosial Berisi Konten Jual Beli Organ Tubuh Manusia

Yang ingin dijual 80 ribu dolar atau senilai 1,2 miliar rupiah adalah organ vital tubuh korban seperti ginjal.

"Ada ginjal, paru-paru juga," kata tersangka AD.

Dari situ, AD mengaku terbuai untuk terlibat perdagangan keji.

Baca Juga : Pantang Minta-minta, Habis Cari Duit Sadewa Masak Baru Makan

Pada Ahad (8/1/2023), AD yang tinggal di Jl Batua Raya 14, Batua Raya 7, datang mengajak rekannya MF yang tinggal di Kompleks Kodam Lama, Jl Borong Raya, Ujung Bori, Kecamatan Manggala, tetangga timur Panakkukang. Batua Raya merupakan daerah irisan perbatasan Panakkukang dan Manggala.

MF yang juga adik kelas AD di SMA di Makassar rupanya tanpa pikir panjang, menerima ajak AD untuk segera mencari mangsa, hari itu juga.

Target korban AD yaitu Muhammad Fadli Sadewa. Alasan tersangka, postur tubuh Fadli atau Sadewa cocok untuk penjualan organ tubuh. AD menilai badan korban tinggi, sesuai kriteria.

Baca Juga : Saksi Mata Gemetar dan Nangis, Sempat Larang Sadewa Dengar Ajakan Pelaku

Korban yang kerap nyambi juru parkir di pinggir minimarket Batua Raya, ternyata dalam pantauan AD.

Ahad itu, AD melihat korban tengah mengais rezeki sebagai juru parkir.

Pelaku yang mengendarai sepeda motor pun mendatangi korban.

Baca Juga : Pembunuh Fadli Sadewa Sudah Dewasa Menurut Dugaan Kementerian PPPA

Detik-detik penculikan Muhammad Fadli Sadewa (celana pendek) terekam CCTV di depan minimarket di Jl Batua Raya, Kecamatan Manggala, kota Makassar, Sulawesi Selatan, Ahad (8/1/2023). (CCTV/ist).

Pelaku mengajak korban untuk diupah Rp 50 ribu bersih-bersih rumah.

Korban rupanya tertarik atas tawaran duit tersebut. Lalu korban pun naik ke motor pelaku AD.

AD membawa korban terlebih dahulu ke Jl Borong Raya, Ujung Bori, rumah MF.

Beberapa saat kemudian, AD dan MF membawa korban ke rumah AD di Jl Batua Raya 14 untuk dibunuh.

Setiba di rumah AD, korban diajak main game di laptop milik AD.

Pelaku menyuruh korban mengenakan headset di kedua telinga sambil main game. Korban pun menuruti.

Saat korban tengah main game, pelaku mencekik leher korban dari arah belakang.

Tak ada yang menghalangi aksi kedua pelaku menghabisi korban. Kedua orang tua AD tak berada di rumah, pergi jualan ke warung jualan.

Pelaku mencekik dan membenturkan korban ke tembok. Hingga lima kali benturan, korban meninggal dunia.

Saat korban sudah menjadi mayat, pelaku mengikat kaki dan tangan korban tali rafia.

Lalu AD menghubungi situs dagang organ tubuh manusia melalui email dan ternyata AD tak mendapat balasan ke calon pembeli yang dimaksud.

Kebingungan pun melanda AD dan MF, aksi mereka tak sesuai rencana, gagal total.

Langkah selanjutnya, AD dan MF segera mencari selamat dari perbuatan kejinya. Keduanya memasukkan korban ke dalam kantong plastik hitam ukuran besar.

AD dan MF bergegas membawa mayat korban ke jembatan Waduk Nipa Nipa, Jl Inspeksi PAM, di Moncongloe – Maros, sekitar 5,3 kilometer sebelah timur Batua Raya.

Sesampai di jembatan, pelaku membuang mayat korban.

Keluarga korban panik, Sadewa tak pulang-pulang mencari nafkah hingga Ahad malam larut.

Keluarga pun pergi mencari keberadaan Sadewa namun tak membuahkan hasil.

Keluarga korban kemudian melapor ke Polsek Panakkukang di Jl Pengayoman. Keluarga membuat laporan orang hilang.

Esoknya, keluarga bekerja sama warga, menyebar selebaran bergambar Muhammad Fadli Sadewa sebagai orang hilang.

Sementara itu, Polsek Panakkukang yang menerima laporan tersebut bergerak cepat melakukan penyelidikan dan menemukan jejak CCTV.

Tim Polsek Panakkukang, melalui rekaman CCTV itu, menemukan korban dijemput oleh pelaku AD di depan minimarket Batua Raya.

Alhasil, Selasa (10/1/2023) sekitar pukul 03.00 Wita, tim Reskrim Polsek Panakkukang menangkap kedua tersangka, AD dan MF.

Tersangka AD dan MF dihadirkan dalam konferensi pers pengungkapan kasus penculikan dan pembunuhan Muhammad Fadli Sadewa (11), di Markas Polrestabes Makassar, Jl Ahmad Yani, kota Makassar, Selasa (10/1/2023) sore.

Mayat korban ditemukan di bawah jembatan Nipa-Nipa. Kondisi jasad membengkak, terbungkus plastik hitam, kaki dan tangan terikat tali rafia.

Pengkuan terakhir tersangka AD sebagai otak pembunuhan, tidak ada yang mengajak ataupun menyuruhnya. AD tega memangsa manusia demi kebutuhan ekonomi.

Sosok Fadli: Anak Tiri yang Mandiri

Rupanya Muhammad Fadli Sadewa atau Sadewa atau Dewa (11 tahun) anak yang mandiri bertahan hidup di kota Makassar.

Fadli selama ini hidup menumpang di rumah neneknya, Aminah (57), di Batua Raya 7, Kecamatan Manggala, kota Makassar.

Fadli sejak lama tak merasakan belaian kedua orangtua kandung.

Dia ditinggal pergi oleh ibu kandungnya yang merantau ke Malaysia dan menikah di sana.

Ayah kandung Fadli, Karmin, tinggal di Makassar, juga sudah menikah.

Warga sekitar mengenal Fadli anak yang rajin dan penyabar.

"Pekerja keras. Pulang sekolah pergi parkir [juru parkir tak resmi],” kata tetangga rumah nenek Fadli, Nahariah (46) kepada jejakfakta.com di rumah duka.

Tiap hari libur, Fadli tak seperti anak kebanyakan yang pergi ke tempat santai melepas penat atau liburan.

Dia harus berjuang melepas keringat untuk mendapatkan uang jajan atau pembeli nasi.

“Pergi di pasar Toddopuli angkat-angkat barang, sisik-sisik ikan,” Nahariah menceritakan sepak terjang Fadli mencari nafkah.

Di rumah sang nenek, Fadli adalah anak yang peka situasi dapur nenek. Apa yang kurang, dia pamrih, sampai urusan makan minum sekalipun.

“Dia semua pergi belikangi neneknya galon," kata Nahariah yang rajin berkunjung kediaman nenek Fadli.

Nahariah mengulang-ulang perkataannya saking salutnya ke sosok Fadli, murid kelas 5 SD.

"Rajin ini anak kalau pulangi sekolah pergi parkir, kalau hari minggu Di Pasar dia panggul-panggul kalau ada orang belanja, diangkatki,” kat Nahariah lagi.

Fadli punya saudara kandung bernama Padel.

"Dia dua bersaudara, pekerja keras semua, Dewa dan Padel," kata Nahariah.

Kedua bocah itu harus hidup menumpang ke nenek lantaran kedua orangtua mereka pisah, cerai.

Nahariah tak kuasa menahan air mata begitu mengetahui Fadli ditemukan tak bernyawa di bawah jembatan Nipa-Nipa, Moncongloe, Maros, Selasa (10/1/23) dini hari.

Fadli rupanya menjadi korban penculikan sekaligus pembunuhan. Fadli dinyatakan hilang, Ahad (8/1/2023).

Nenek: Hukum Seberat-beratnya, Pak

Jenazah Muhammad Fadli Sadewa dikebumikan di pekuburan Islam Paropo, Panakkukang, Makassar, Selasa (10/1/2023).

Kematian Sadewa membuat masyarakat kota Daeng berduka.

Masyarakat Batua Raya, khususnya, tak kuasa menahan emosi, sampai-sampai mereka datang menghancurkan rumah kedua pelaku, di Batu Raya dan di Borong, kemarin.

Kapolrestabes Makassar Kombes Budhi Haryanto datang menyampaikan dukacita atas meninggalnya Sadewa, ke rumah duka, di Jl Batua Raya, Selasa (10/1/2023) malam.

Nenek korban, Aminah (60), berderai air mata menyambut Budhi. 

"Hukum seberat-beratnya itu pelaku Pak," kata Aminah seraya manyeka air matanya.

"Iya Bu, yang sabar ya Bu... Yang sabar," Budhi menyawab perkataan Aminah.

Ayah kandung korban, Karmin, duduk di dekat Budhi selama kunjungan. 

Kloase foto-foto saat Kapolrestabes Kombes Pol Budhi Haryanto mengunjungi rumah duka korban penculikan dan pembunuhan, MFS alias Dewa (11) di Jl Batua Raya 7, Kecamatan Manggala, Makassar, Selasa (10/1/2023) malam. (Dok. Muslimin Emba/tribuntimur).

Kombes Budhi turut memberi santunan kepada kelaurga korban. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

#Muhammad Fadli Sadewa #Kapolrestabes Makassar Kombes Budhi Haryanto #Aminah #Karmin #Adrian
Youtube Jejakfakta.com