Rabu, 19 November 2025 19:44

"Angin Mamiri" dan Semangat Baru: PAPPRI Sulsel Buka Ruang bagi Jiwa Muda Bermusik

Editor : Editor JF
PAPPRI Goes go Campus di Gedung Arsjad Rasjid Lecture Theater Universitas Hasanuddin (Unhas), Rabu (19/11/2025). @jejakfaktacom/Reza
PAPPRI Goes go Campus di Gedung Arsjad Rasjid Lecture Theater Universitas Hasanuddin (Unhas), Rabu (19/11/2025). @jejakfaktacom/Reza

“PAPPRI Goes to Campus” di Unhas bukanlah titik akhir. Ia adalah pembuka jalan, sebuah deklarasi bahwa musik daerah adalah nafas yang tidak boleh padam. Sebuah ikhtiar untuk memastikan “Angin Mamiri” tidak hanya menjadi kenangan.

Jejakfakta.com - MAKASSAR - Suasana Gedung Arsjad Rasjid Lecture Theater Universitas Hasanuddin (Unhas) pada Rabu (19/11/2025) sore tak hanya diisi oleh deretan notasi dan teori. Hari itu, ruang itu dihangatkan oleh sebuah obor semangat untuk menghidupkan kembali denyut nadi musik daerah Sulawesi Selatan, yang dipelopori oleh Ilham Arief Sirajuddin (IAS).

Sebagai Ketua DPD PAPPRI Sulsel, IAS secara resmi membuka kegiatan perdana “PAPPRI Goes to Campus” dengan tema "Membangun Generasi Musik Masa Depan". Inilah kali pertama organisasi profesi musik ini masuk ke lingkungan kampus, sebuah langkah strategis untuk menjemput bakat dan merawat identitas budaya di usia dini.

Dengan nada prihatin sekaligus penuh gairah, IAS menyentil sebuah kenangan yang mungkin mulai memudar di telinga generasi muda. “Kalau kita pergi ke Jawa, Manado, Ambon, atau Kupang, begitu turun dari bandara, kita langsung mendengar musik daerahnya. Tapi di Makassar, saya khawatir suatu saat generasi muda kita tidak lagi mengenali lagu ‘Angin Mamiri’. Padahal itu adalah karya besar yang mendunia,” ujarnya, menyentuh rasa rindu dan kepedulian kolektif.

Baca Juga : Ilham Arief Sirajuddin: Saatnya Lagu Makassar Kembali Menggema di Kafe, Restoran dan Ruang Terbuka Publik

Kekhawatiran itu tidak berhenti pada kata-kata. IAS mengungkapkan bahwa PAPPRI Sulsel sedang mengkaji sebuah terobosan: regulasi yang mewajibkan ruang bagi musik daerah di kafe, ruang publik, hingga venue hiburan. “Kami sudah berkoordinasi dengan pemerintah provinsi. Harapannya, ada payung regulasi yang bisa membuka ruang bagi musik-musik daerah,” jelasnya, menawarkan sebuah solusi nyata.

Komitmen itu tidak hanya tentang regulasi, tetapi juga inovasi. Sebagai bukti, pada 1 Desember mendatang, sejumlah lagu daerah akan diluncurkan dengan nuansa jazz. Sebuah upaya merangkul masa depan tanpa melupakan akar.

Namun, jantung dari acara ini sesungguhnya adalah manusia di balik suara. IAS, dengan gaya bicaranya yang bersahabat, memahami betul keraguan yang sering menghantui bakat muda. “Banyak anak muda berbakat, tapi tidak percaya diri untuk tampil. Kadang bagus suaranya, tapi hanya berani menyanyi di kamar mandi. PAPPRI ingin hadir memberi ruang, membangun keberanian itu,” katanya, seolah menyampaikan pesan pada setiap anak muda yang diam-diam bermimpi di balik pintu.

Baca Juga : Usai Upacara HUT Kota ke-418, Wali Kota Makassar dan Kepala SKPD Syukuran Santai Potong Tumpeng di Rujab

Acara yang dihadiri oleh Rektor Unhas Prof. Jamaluddin Jompa dan sejumlah praktisi musik ini, bukan sekadar seminar. Ia adalah sebuah undangan untuk bergerak. Melalui workshop, sharing session, dan jam session, mahasiswa diajak melihat musik bukan hanya sebagai passion, tetapi sebagai sebuah ekosistem yang utuh—dari penciptaan, perlindungan hak cipta, hingga panggung-panggung besar.

“PAPPRI Goes to Campus” di Unhas bukanlah titik akhir. Ia adalah pembuka jalan, sebuah deklarasi bahwa musik daerah adalah nafas yang tidak boleh padam. Sebuah ikhtiar untuk memastikan “Angin Mamiri” tidak hanya menjadi kenangan, tetapi terus mengalir sebagai melodi kebanggaan yang dinyanyikan oleh generasi baru, dengan percaya diri dan penuh makna.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

#PAPPRI #Goes to Campus #Angin Mamiri #Ilham Arief Sirajuddin #Unhas
Youtube Jejakfakta.com