Kementerian Kesehatan RI, telah mengeluarkan surat edaran per 18 Januari 2023, tentang program vaksinasi booster kedua tangkal Covid-19 varian baru, bagi masyarakat umum. Dan sudah dimulai sejak 24 Januari 2023.
Hanya saja, untuk Kota Makassar belum dimulai. Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar, Nursaidah Sirajuddin, mengatakan pihaknya saat ini sedang menggalakkan sosialisasi program nasional tersebut.
Menurutnya, program vaksinasi booster kedua akan dibuka di layanan kesehatan puskesmas. Dinas Kesehatan sejauh ini kita menyiapkan 47 puskesmas untuk melayani masyarakat yang hendak divaksinasi booster kedua.
Baca Juga : Pj Sekda Makassar Buka Forum Perangkat Daerah Dinas Kesehatan, Dorong Kesehatan Inklusif
Namun, pelayanan vaksinasi booster kedua ini tidak bisa setiap hari dari Senin sampai Sabtu melainkan harus terjadwal. Hal itu karena masyarakat yang hendak divaksinasi harus memenuhi kuota.
“Ada kuota per satu vial. Jika buka setiap hari, misalnya hari Senin datang 2 orang, kita tidak buka. Jadi Puskesmas meminta ada jadwalnya. Misal, Puskesmas A buka Kamis,” Nursaidah mencontohkan.
Pasalnya, satu vial vaksin yang biasanya berisi 12 harus dibuka semuanya. Jika yang dibuka hanya satu atau dua sesuai jumlah orang yang datang, maka sisanya akan rusak dan terpaksa dibuang.
Baca Juga : Tingkatkan Kualitas Pelayanan Kesehatan, PJ Sekda Resmikan 19 Puskesmas Berstandar ILP
Meski vaksinasi dipusatkan di Puskesmas, namun instansi atau pihak lain di luar pemerintahan yang hendak menggelar vaksinasi massal juga bisa melaksanakannya. Namun terlebih dahulu mereka harus bersurat kepada Dinas Kesehatan Kota Makassar.
“Siapa saja organisasi atau perusahaan swasta atau lembaga organisasi yang akan dilakukan vaksinasi massal ditempatnya silakan bersurat ke Dinas Kesehatan dan itu sudah banyak. Kami sisa menyusun di mana kami mau ada,” katanya.
Terkait stok, saat ini stok untuk vaksinasi booster kedua masih aman dan tersedia. "Apalagi sejak awal Makassar memang lebih banyak menerima stok vaksin dibandingkan daerah lain di Sulsel karena jumlah penduduknya yang lebih banyak," tukasnya. (**)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News