Ahad, 03 September 2023 09:41

Orang Berbohong bukan Bagian dari Orang Beriman?

Ilustrasi. (Sumber: ravipat/Shutterstock).
Ilustrasi. (Sumber: ravipat/Shutterstock).

Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan hanyalah orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah. Dan mereka itulah orang-orang pendusta.” (QS an-Nahl [16]: 105).

Makassar - Jangan sampai kita meremehkan yang namanya bohong atau dusta. Dikatakan bahwa orang berbohong berarti bukan lagi bagian dari orang-orang beriman, apa iya?

Ibnu Mas’ud menuturkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan megantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Hati-hatilah kalian dari berbuat dusta, karena sesungguhnya dusta akan mengantarkan kepada kejahatan dan kejahatan akan mengantarkan pada neraka. Jika seseorang sukanya berdusta dan berupaya untuk berdusta, maka ia akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta.” (HR. Muslim no. 2607).

Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan hanyalah orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah. Dan mereka itulah orang-orang pendusta.” (QS an-Nahl [16]: 105).

Baca Juga : Ini Dahsyatnya Balasan Bagi Orang yang Puasa, Bikin Semangat Sepanjang Ramadan

Suatu ketika, sahabat bertanya kepada Rasulullah dengan tiga pertanyaan. “Wahai Rasulullah, apakah orang beriman itu bisa mencuri?” Rasulullah pun membenarkan, “Benar. Orang beriman bisa mencuri,” jawabnya. Sahabat itu pun bertanya lagi, “Wahai Rasulullah, apakah orang beriman itu bisa berzina?” Lagi-lagi Rasulullah pun membenarkan. Orang beriman bisa saja khilaf dan jatuh pada perzinaan. Pertanyaan ketiga, “wahai Rasulullah, apakah orang beriman itu bisa berbohong?” ujarnya. Kali ini jawaban Rasulullah berbeda. “Tidak!” tegas Rasulullah. (HR Tirmidzi).

Bagaimana mungkin mencuri dan perzinaan, mendapat tempat lebih rendah daripada berbohong? 

Di dalam hukum jinayat secara jelas tercantum, pencuri terancam hukum potong tangan dan zina terancam hukuman rajam. Namun nyatanya, bagi si pembohong tidak mendapat hukuman apa-apa.

Baca Juga : Keutamaan Anak yang Saleh, Harta Abadi Orang Tua

Perzinaan adalah seburuk-buruk kemaksiatan bagi diri seseorang. Sedangkan, pencurian seburuk-buruk kejahatan bagi kehidupan sosial. Bisa dikatakan, perzinaan dan pencurian merupakan kejahatan terberat bagi diri sendiri dan orang lain. Ternyata, kejahatan ini pun masih kalah dengan kejahatan berbohong.

Sedemikian beratkah hukuman bagi pembohong sehingga tidak dikategorikan lagi sebagai golongan orang-orang beriman? Seberat-berat hukuman bagi pencuri dan pezina, ternyata tidak mengeluarkannya dari keimanan. Tetapi, tidak berlaku bagi seorang pembohong. Dari hadis tersebut jelas dipahami, orang berbohong berarti bukan lagi bagian dari orang-orang beriman.

Hal ini dikuatkan lagi dengan hadis Rasulullah yang lain. 

Baca Juga : Tidak Ada Urusan Teman Dekat, Ini Peringatan Nabi Bagi Orang yang Minta Jabatan

“Siapa yang membohongi/mencurangi kami maka dia bukan lagi dari golongan kami (golongan orang-orang beriman).” (HR At-Thabarani dan Ibnu Hibban).

Dari hadis dan ayat ini tergambar sudah, berbohong bukanlah karakter orang beriman. Berperilaku dan bertutur kata dengan benar menjadi identitas seorang Mukmin. Artinya, kebenaran dan kebohongan merupakan garis pemisah antara orang beriman dan orang munafik.

Rasulullah sama sekali tidak pernah berbohong walau hanya sekali.

Baca Juga : Agar Perut Tak Buncit, Yuk Ikuti Cara Duduk Nabi Saat Makan

Abu Bakar RA mendapatkan gelar As Shiddiq (orang yang benar) yang merupakan gelar paling mulia di antara para sahabat. Bukan saja karena membenarkan peristiwa Isra’ dan Mi’raj Rasulullah SAW, melainkan karena sedari zaman jahiliyah, Abu Bakar selalu berperilaku benar. Tidak pernah sekali pun ia bersedia mengikuti rayuan setan dari zaman jahiliyah hingga ia tutup usia. Abu Bakar tidak pernah berbohong walau untuk suatu kebenaran yang ia sampaikan akan mengancam jiwanya.

Rasulullah bersabda, “Ada tiga kelompok yang pada hari kiamat Allah tidak akan berbicara kepada mereka, Allah tidak akan membersihkan mereka, Allah tidak akan memandang mereka, dan mereka akan disiksa dengan azab yang sangat pedih (yaitu); “Orang tua yang berzina, penguasa yang bohong, dan orang miskin yang sombong.”(HR Muslim dari Abi Hurairah RA).

Para pembohong diistilahkan sebagai orang-orang munafik yang tempatnya di neraka paling dalam. Ciri orang munafik adala; ketika berbicara selalu dusta, ketika berjanji selalu mungkir, dan ketika dipercaya ia khianat. (HR Bukhari dan Muslim).(Rumaysho/Republika/Almanhaj/berbagai sumber).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

#HR Bukhari #HR. Tirmidzi #Abu Hurairah #jangan berbohong
Youtube Jejakfakta.com