Jejakfakta.com, Maros -- Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Bahtiar Baharuddin bersama Wakil Bupati Maros, Hj. Suhartina Bohari meninjau harga sembako pasar tradisional Batangase, Kecamatan Mandai, Kabupaten Maros, Selasa (21/11/2023).
Pemantauan Pj Gubernur ini dilakukan untuk mengendalikan inflasi, memantau kondisi sembako dengan pengecekan berkala, jelang Hari Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Ada perubahan harga signifikan di beberapa komoditi namun masih dapat terkendali, seperti gula Rp16.000 perkilo, angka tersebut diatas HET yakni Rp.12.000 sampai Rp 14.000.
Baca Juga : Tinjau Harga Kebutuhan Pokok di Pasar Daya, Pj Gubernur Bahtiar Pastikan Inflasi di Sulsel Terkendali
"Namun kenaikan gula dapat teratasi dengan adanya stok dari Pemerintah, Kedelai mentah mengalami kenaikan tetapi harga tempenya masih stabil, ternyata setelah ditimbang berat massa tempenya dikurangi 30%," kata Bahtiar, dalam keterangannya.
Selain itu, kata Bahtiar, harga telur dan beras di Pasar Bantangase masih stabil karena terdapat kios Bulog sebagai pengendali harga. Demikian juga stoknya dalam jumlah cukup.
Hanya saja, ikan bandeng mengalami kenaikan Rp5.000 dan komoditi cabai rawit juga masih mengalami kenaikan harga dari harga Rp15.000 menjadi Rp 80.000/Kg bahkan ada sampai Rp90.000/kg.
Baca Juga : Bupati MYL Pantau Harga Sembako, Harga Beras Medium Tembus Rp 12.000/Kg
Ia berjanji, tahun depan akan menargetkan Sulawesi Selatan bebas Inflasi Cabai, dengan mendorong menanam 10 pohon cabai tiap rumah.
"Saya mengimbau pemerintah Kabupaten Maros untuk lebih agresif, selesaikan dulu dari hulu lalu ke hilirnya karena komoditi ini sangat mudah ditanam, buatlah bibit massal di Kabupaten Maros," jelasnya.
Menurutnya, tinjauan hari ini menjadi bahan mengambil kebijakan yang lebih signifikan, konkret dan terukur dalam mengatasi cabai rawit.
Baca Juga : Bulan Ramadan, Harga Pepaya di Pasar Toddopuli Makassar Tembus Rp 30 Ribu
Usia memantau harga di pasar, Pj Gubernur akan memanggil dinas terkait di Pemprov Sulsel untuk membicarakan lebih lanjut untuk penanganan produksi bibit cabai dalam skala massal tahun 2024.
Sementara itu, Wakil Bupati Maros Hj.Suhartina Bohari menyampaikan akan menjadi catatan bagi pemerintah Kabupaten Maros untuk menekan laju inflasi cabai rawit.
Turut hadir Sekretaris Daerah Kabupaten Maros, unsur forkopimda dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).(*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News