Selasa, 07 November 2023 07:45

31 Hari Israel Bombardir Gaza: 10.022 Warga Tewas, 4.104 Anak-anak, 2.000 Tertimbun

Demonstrasi di Pakistan yang mengutuk Zionis Israel dan PM Benjamin Netanyahu yang melakukan genosida terhadap Gaza Palestina, lebih 10.000 tewas menurut data Senin (6/11/2023).
Demonstrasi di Pakistan yang mengutuk Zionis Israel dan PM Benjamin Netanyahu yang melakukan genosida terhadap Gaza Palestina, lebih 10.000 tewas menurut data Senin (6/11/2023).

“Jumlah [korban tewas] diperkirakan akan meningkat karena setidaknya 2.000 orang masih tertimbun reruntuhan. Masalahnya adalah, dengan kurangnya alat berat dan mesin, tim penyelamat di lapangan tidak dapat mengeluarkan dan mengeluarkan mayat-mayat ini dari bawah reruntuhan,”

Gaza - Lebih dari 10.000 orang tewas terbunuh dalam 31 hari serangan Israel yang tiada henti di Jalur Gaza. Belum ada tanda-tanda gencatan senjata di wilayah kantong yang terkepung tersebut. 

Kementerian Kesehatan Gaza, dalam pernyataannya Senin (6/11/2023), mengatakan, jumlah korban tewas telah bertambah menjadi sedikitnya 10.022 warga Palestina, termasuk 4.104 anak-anak, dengan banyak korban masih terjebak di bawah reruntuhan. 

 “Jumlah [korban tewas] diperkirakan akan meningkat karena setidaknya 2.000 orang masih tertimbun reruntuhan. Masalahnya adalah, dengan kurangnya alat berat dan mesin, tim penyelamat di lapangan tidak dapat mengeluarkan dan mengeluarkan mayat-mayat ini dari bawah reruntuhan,” kata koresponden Al Jazeera Hani Mahmoud melaporkan dari Khan Younis di Gaza selatan.

Baca Juga : Hamas Sampaikan Terima Kasih atas Peran Jusuf Kalla dalam Membantu Palestina

Jumlah korban luka sejak Israel mulai membombardir pada 7 Oktober telah meningkat menjadi 25.408 orang, kata juru bicara Kementerian Kesehatan, seraya menambahkan bahwa Israel telah melakukan 18 serangan dalam beberapa jam terakhir, menewaskan 252 orang. 


Israel beralasan ingin menghancurkan pejuang Palestina, Hamas, tapi ternyata melakukan genosida, membunuh sebagian besar warga sipil Palestina. Zionis juga menghancurkan banyak rumah sakit, sekolah, membakar lahan pertanian, mencabut secara massal tanam zaitun warga, mengebom perahu nelayan, menutupi sumber mata air dengan semen cor hingga, mengebom pusat instalasi pengolahan air dan lainnya. 

Baca Juga : Indonesia Sambut Gencatan Senjata Gaza, Dorong Perdamaian Berkelanjutan

Belum lagi blokade bantuan, terutama sarana medis dan bahan bakar yang tak kunjung dibuka. Imbasnya, Israel membuat krisis kemanusiaan di Gaza semakin memilukan.

Tercatat 16 dari 35 rumah sakit di Gaza terpaksa berhenti beroperasi karena kehabisan bahan bakar. Nasib korhan luka dan ribuan pengungsi di rumah sakit pun kian meradang.

PBB mengatakan bahwa lebih dari 1,5 juta orang, atau lebih dari separuh populasi Gaza, telah mengungsi. 

Baca Juga : Gencatan Senjata Israel-Hamas Hampir Disepakati, JK: Semestinya Sudah Dilakukan Sejak Dulu Secara Permanen

Ketika kondisi di Gaza semakin memburuk dan jumlah korban tewas terus meningkat, seruan untuk mengakhiri pertempuran pun semakin meningkat. 

Pada akhir Oktober, Majelis Umum PBB memberikan suara terbanyak untuk mendukung resolusi yang menyerukan gencatan senjata kemanusiaan segera. Baik Israel maupun sekutu terkuatnya, Amerika Serikat (AS), menolak seruan gencatan senjata. Alasan AS, dengan diakhirinya pertempuran akan memberikan waktu bagi Hamas untuk berkumpul kembali. 

Amerika menyatakan akan mendukung penghentian sementara pertempuran agar bantuan lebih banyak bisa masuk ke Gaza, namun Israel kurang menunjukkan antusiasme terhadap gagasan ini. 

Baca Juga : Jusuf Kalla: Genosida adalah Kejahatan Kemanusiaan, Bukan Urusan Internal Semata

Ketika Israel meningkatkan operasi darat di Gaza dan melanjutkan kampanye serangan udaranya, warga Palestina khawatir bahwa konflik ini tidak akan berakhir.(Sumber: Aljazeera)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

#serangan Israel #Jalur Gaza #Hamas #genosida #fatwa ulama dunia #Benjamin Netanyahu
Youtube Jejakfakta.com