Selasa, 03 September 2024 09:11

BPS Laporkan Inflasi Sulsel Agustus 2024 Sebesar 1,77 Persen

Sekretaris Daerah Provinsi Sulsel Jufri Rahman (kiri) menghadiri rilis berita Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulsel mengenai indikator strategis Bulan Agustus 2024, di Ruang Bawakaraeng Kantor BPS Sulsel, Kota Makassar Senin (2/9/2024). Jufri Rahman yang turut hadir dalam menyampaikan apresiasinya kepada BPS sebagai lembaga yang menyediakan berbagai data yang dibutuhkan sebagai dasar perencanaan dan pengambilan kebijakan. (Foto: Sulselprov).
Sekretaris Daerah Provinsi Sulsel Jufri Rahman (kiri) menghadiri rilis berita Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulsel mengenai indikator strategis Bulan Agustus 2024, di Ruang Bawakaraeng Kantor BPS Sulsel, Kota Makassar Senin (2/9/2024). Jufri Rahman yang turut hadir dalam menyampaikan apresiasinya kepada BPS sebagai lembaga yang menyediakan berbagai data yang dibutuhkan sebagai dasar perencanaan dan pengambilan kebijakan. (Foto: Sulselprov).

Aryanto juga memaparkan, perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Sulsel pada Agustus 2024 sebesar 117,24 atau turun 0,22 persen dibanding NTP Bulan Juli 2024 (117,49). Penurunan NTP terjadi karena indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami penurunan (0,43 persen) yang lebih besar dibandingkan indeks harga yang diterima petani (It) (0,22 persen).

Jejakfakta, Makassar - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Selatan, Senin (2/9/2024), merilis data, tingkat inflasi di Sulsel year on year (y-on-y) Agustus 2024 sebesar 1,77 persen. Sementara, inflasi year to date (y-to-d) sebesar 0,61 persen. Sedangkan secara month to month (m-to-m) pada bulan Agustus 2024 terjadi deflasi sebesar 0,04 persen dengan Indeks Harga Konsumen sebesar 105,61.

Tujuh dari delapan kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di Sulsel mengalami deflasi secara (m-to-m). Kota Watampone Kabupaten Bone mengalami deflasi terdalam sebesar 0,28 persen. Deflasi terendah Kabupaten Luwu Timur dan Kota Makassar yaitu sebesar 0,02 persen. Kabupaten Wajo mengalami inflasi sebesar 0,22 persen.

"Deflasi di Provinsi Sulsel secara (m-to-m) didorong karena turunnya indeks harga pada kelompok makanan, minuman dan tembakau. Komoditas utama penyumbang deflasi (m-to-m) pada Agustus 2024, antara lain bawang merah, tomat, daging ayam ras, beras, dan telur ayam ras," kata Kepala BPS Sulsel Aryanto dalam rilis BPS Provinsi Sulsel mengenai indikator strategis Bulan Agustus 2024.

Baca Juga : Maccini Sombala Jadi Pilot Project Program Kelurahan "Cantik"

Aryanto juga memaparkan, perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Sulsel pada Agustus 2024 sebesar 117,24 atau turun 0,22 persen dibanding NTP Bulan Juli 2024 (117,49). Penurunan NTP terjadi karena indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami penurunan (0,43 persen) yang lebih besar dibandingkan indeks harga yang diterima petani (It) (0,22 persen).

Pada Agustus 2024, tiga dari lima subsektor pertanian mengalami penurunan NTP dibanding bulan sebelumnya, yaitu Subsektor Tanaman Hortikultura (5,01 persen), Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (1,29 persen), dan Subsektor Peternakan (1,23 persen). Sementara itu, Subsektor Tanaman Pangan dan Subsektor Perikanan mengalami peningkatan NTP masing-masing sebesar 0,95 dan 0,15 persen.

"Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Bulan Agustus 2024 sebesar 119,84 atau turun sebesar 0,52 persen dibandingkan dengan bulan Juli 2024 sebesar 120,47. Dan pada bulan Agustus 2024, terjadi deflasi di daerah perdesaan sebesar 0,34 persen," kata Aryanto.

Baca Juga : Inflasi Di Bawah Nasional, Pengamat Ekonomi: Bukti Kebijakan Pemprov Sulsel dalam Stabilitas Harga

Terkait perkembangan ekspor impor Sulsel pada Juli 2024, nilai ekspor yang dikirim melalui Pelabuhan Sulsel pada Bulan Juli 2024 tercatat mencapai USD 173,66 juta. Angka ini mengalami penurunan sebesar 0,24 persen bila dibandingkan nilai ekspor Bulan Juni 2024 yang mencapai USD 174,08 juta. Lima kelompok komoditas utama yang diekspor pada Bulan Juli 2024 yaitu nikel, besi dan baja, biji bijian berminyak, ikan dan udang, serta kakao/coklat dengan distribusi persentase masing-masing sebesar 40,76 persen, 22,78 persen, 8,86 persen, 6,38 persen, dan 5,65 persen.

Aryanto menyampaikan, sebagian besar ekspor pada Bulan Juli 2024 ditujukan ke Jepang, Tiongkok, Korea Selatan, Malaysia, dan Amerika Serikat dengan proporsi masing-masing 43,73 persen, 30,19 persen, 8,54 persen, 3,23 persen dan 2,71 persen. Nilai Impor barang yang dibongkar lewat beberapa pelabuhan di Provinsi Sulsel pada Bulan Juli 2024 tercatat mencapai USD 101,80 Juta. Angka ini mengalami peningkatan sebesar 29,66 persen bila dibandingkan nilai impor bulan Juni 2024 yang mencapai USD 78,51 juta.

Lima kelompok komoditas utama yang diimpor pada Bulan Juli 2024 yaitu gandum-ganduman; olahan makanan hewan; gula dan kembang gula; bahan bakar mineral; dan mesin-mesin/pesawat mekanik dengan distribusi persentase masing-masing sebesar 27,26 persen; 22,63 persen; 14,73 persen; 10,53 persen; dan 7,73 persen. 

Baca Juga : Jumlah Orang Miskin di Makassar Terendah se-Sulsel, Tapi Kesenjangan Tinggi

"Sebagian besar impor pada bulan Juli 2024 didatangkan dari Brazil, Tiongkok, Australia, Singapura, dan Fed Rusia dengan proporsi masing-masing sebesar 33,70 persen; 20,03 persen; 13,40 persen; 6,65 persen; dan 5,71 persen. Neraca Perdagangan Sulawesi Selatan pada Juli 2024, terjadi surplus sebesar USD 71,87 Juta," kata Aryanto. (Sumber: BPS Sulsel)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

#deflasi #penurunan harga #inflasi sulsel #Badan Pusat Statistik #BPS Provinsi Sulawesi Selatan #Kepala BPS Sulsel Aryanto #perekonomian Sulawesi Selatan #Watampone
Youtube Jejakfakta.com