Selasa, 10 Januari 2023 21:27

Fadli Anak Kecil yang Sudah Mandiri Cari Hidup, di Pinggir Minimarket atau di Pasar, Lalu Tewas Terbunuh

Editor : Ilham Mangenre
Penulis : Samsir
Foto Muhammad Fadli Sadewa (11 tahun), korban penculikan dan pembunuhan di Batua Raya, Kota Makassar. (ist).
Foto Muhammad Fadli Sadewa (11 tahun), korban penculikan dan pembunuhan di Batua Raya, Kota Makassar. (ist).

Tiap hari libur, Fadli tak seperti anak kebanyakan yang pergi ke tempat santai melepas penat atau liburan. Dia harus berjuang melepas keringat untuk mendapatkan uang jajan atau pembeli nasi.

Makassar, jejakfakta.com – Rupanya Muhammad Fadli Sadewa atau Sadewa atau Dewa (11 tahun) anak yang mandiri bertahan hidup di kota Makassar.

Fadli selama ini hidup menumpang di rumah neneknya, Aminah (60), di Batua Raya, kota Makassar.

Fadli sejak lama tak merasakan belaian kedua orangtua kandung.

Baca Juga : Kominfo Blokir 7 Situs dan 5 Grup Media Sosial Berisi Konten Jual Beli Organ Tubuh Manusia

Dia ditinggal pergi oleh ibu kandungnya yang merantau ke Malaysia dan menikah di sana.

Ayah kandung Fadli, Karmin, tinggal di Makassar, juga sudah menikah.

Warga sekitar mengenal Fadli anak yang rajin dan penyabar.

Baca Juga : Pantang Minta-minta, Habis Cari Duit Sadewa Masak Baru Makan

"Pekerja keras. Pulang sekolah pergi parkir [juru parkir tak resmi],” kata tetangga rumah nenek Fadli, Nahariah (46) kepada jejakfakta.com di rumah duka.

Tiap hari libur, Fadli tak seperti anak kebanyakan yang pergi ke tempat santai melepas penat atau liburan.

Dia harus berjuang melepas keringat untuk mendapatkan uang jajan atau pembeli nasi.

Baca Juga : Saksi Mata Gemetar dan Nangis, Sempat Larang Sadewa Dengar Ajakan Pelaku

“Pergi di pasar Toddopuli angkat-angkat barang, sisik-sisik ikan,” Nahariah menceritakan sepak terjang Fadli mencari nafkah.

Di rumah sang nenek, Fadli adalah anak yang peka situasi dapur nenek. Apa yang kurang, dia pamrih, sampai urusan makan minum sekalipun.

“Dia semua pergi belikangi neneknya galon," kata Nahariah yang rajin berkunjung kediaman nenek Fadli.

Baca Juga : Pembunuh Fadli Sadewa Sudah Dewasa Menurut Dugaan Kementerian PPPA

Nahariah mengulang-ulang perkataannya saking salutnya ke sosok Fadli, murid kelas 5 SD.

"Rajin ini anak kalau pulangi sekolah pergi parkir, kalau hari minggu Di Pasar dia panggul-panggul kalau ada orang belanja, diangkatki,” kat Nahariah lagi.

Fadli punya saudara kandung bernama Padel.

Baca Juga : Fadli Sadewa Tawarkan Jasa Bersihkan Lahan hingga Jadi Kuli Panggul di Pasar Toddopuli, Bayar Seikhlasnya

"Dia dua bersaudara, pekerja keras semua, Dewa dan Padel," kata Nahariah.

Kedua bocah itu harus hidup menumpang ke nenek lantaran kedua orangtua mereka pisah, cerai.

Nahariah tak kuasa menahan air mata begitu mengetahui Fadli ditemukan tak bernyawa di bawah jembatan Nipa-Nipa, Moncongloe, Maros, Selasa (10/1/23) dini hari.

Fadli rupanya menjadi korban penculikan sekaligus pembunuhan. Fadli dinyatakan hilang, Ahad (8/1/2023).

Pengakuan Tersangka

Hari ini juga terungkap motif penculikan sekaligus pembunuhan Muhammad Fadli Sadewa.

Dua tersangka pelaku pembunuhan AD (17) dan MF dihadirkan dalam konferensi pers di Markas Polrestabes Makassar, Jl Ahmad Yani, kota Makassar, Selasa (10/1/2023).

Tersangka AD dan MF dihadirkan dalam konferensi pers pengungkapan kasus penculikan dan pembunuhan Muhammad Fadli Sadewa (11), di Markas Polrestabes Makassar, Jl Ahmad Yani, kota Makassar, Selasa (10/1/2023) sore. (atri/jejakfakta)

Tersangka AD (17) beralasan pembunuhan untuk menjual organ tubuh korban ke konsumen secara online, melalui situs tertentu.

"Masuk di Yandex, terus ketik organ sel, di situ harganya 80 ribu dollar," kata tersangka AD, siswa kelas tiga SMA di Makassar tersebut.

Yang ingin dijual 80 ribu dolar atau senilai 1,2 miliar rupiah adalah organ vital tubuh korban seperti ginjal.

"Ada ginjal, paru-paru juga," kata tersangka AD.

Tambah sial AD, begitu hendak menjual, rupanya tidak respon dari calon pembeli melalui laman pencarian tersebut.

Tersangka mengaku membunuh dengan cara mencekik Sadewa dari belakang, di rumah tersangka AD, Batua Raya 7, Batua, Kecamatan Manggala.

Tersangka juga membenturkan korban ke tembok atau lantai berkali-kali.

Selanjutnya, korban diikat tali rafia dan dibungkus plastik berwarna hitam.

AD bersama MF lalu membawa mayat Sadewa dengan mengendarai motor ke daerah perbatasan Makassar, di Waduk Nipa-Nipa, Kecamatan Moncongloe, Kabupaten Maros.

Mereka membuang korban ke bawah jembatan Nipa-Nipa, poros Jl Nipa-nipa - Moncongloe.

Mayat Sadewa sudah diautopsi di RS Bhayangkara, Jl Mappaodang, Makassar.

Ayah kandung korban, Karmin, sangat terpukul atas meninggalnya Sadewa. Sadewa selama ini hidup menumpang di rumaj neneknya di Batua Raya.

Karmin yang tinggal di Jl Batua Raya, Kecamatan Manggala, Makassar, sempat keliling mencari anaknya itu sejak dinyatakan hilang, Ahad (8/1/2023).

Jejak Penculikan

Detik-detik penculikan Muhammad Fadli Sadewa terekam CCTV di depan minimarket di Jl Batua Raya, kota Makassar, Ahad (8/1/2023).

Selasa (10/1/2023) sekitar pukul 03.00 Wita, tim Reskrim Polsek Panakkukang menangkap kedua tersangka pelaku di dua tempat.

MF ditangkap di rumahnya di Kompleks Kodam Lama, Borong, Manggala. AD ditangkap di rumahnya Lorong 7, Jl Batua Raya 7, Kecamatan Manggala, Kota Makassar. Lokasi ini adalah daerah perbatasan Manggala dan Panakkukang.

Pembunuhan membuat masyarakat sekitar geram dan mendatangi rumah para tersangka. Massa menghancurkan rumah tersangka.

Jenazah Fadli telah dikebumikan di pekuburan Paropo, Panakkukang, Makassar. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

#Muhammad Fadli Sadewa #Penculikan anak di Makassar #Reskrim Polsek Panakkukang #Karmin
Youtube Jejakfakta.com