Selasa, 17 Januari 2023 22:17

Rakornas Dipimpin Presiden Jokowi, Wali Kota: Makassar Sudah Punya Strategi Kendalikan Inflasi

Editor : Herlina
Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto, saat menghadiri Rapat Kordinasi Nasional (Rakornas) yang dipimpin Presiden Jowo Widodo, di Sentul International Convention Center (SICC), Sentul City, Bogor, Jawa Barat, Selasa (17/1),
Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto, saat menghadiri Rapat Kordinasi Nasional (Rakornas) yang dipimpin Presiden Jowo Widodo, di Sentul International Convention Center (SICC), Sentul City, Bogor, Jawa Barat, Selasa (17/1),

Jokowi dengan tegas meminta kerjasama seluruh kepala daerah untuk menekan angka tersebut. Ia menargetkan angka kemiskinan ekstrem berada pada zero persen di tahun 2024 mendatang.

Presiden RI, Joko Widodo, membuka Rapat Kordinasi Nasional (Rakornas) di Sentul International Convention Center (SICC), Sentul City, Bogor, Jawa Barat, Selasa (17/1), yang dihadiri 4.545 peserta dari seluruh Indonesia.

Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan 'Danny' Pomanto menjadi salah satu peserta yang hadir, pada kegiatan yang mengangkat tema “Penguatan Pertumbuhan Ekonomi dan Pengendalian Inflasi”.

Menanggapi arahan Presiden Jokowi, Danny Pomanto mengungkapkan memiliki sejumlah strategi untuk tetap menstabilkan inflasi dan masalah lainnya. Salah satunya dengan membuka pasar murah dengan memanfaatkan kontainer-kontainer yang dibangunnya sejak Covid- 19 lalu sebagai tempat gelaran pasar murah. 

Baca Juga : Pemkab Pangkep dan BRIN Jajaki Kerja Sama Strategis Bidang Riset dan Inovasi

“Semua posko kontainer akan kami gelar jadikan tempat pasar murah. Kita juga diminta presiden untuk selalu mengecek stok pangan dan harga cabai, beras, tomat. Alhamdulillah stok kita sangat aman berkat kemandirian masyarakat kita lewat Lorong Wisata,” ungkap Danny.

Itu menurut Danny, menjadi salah satu langkah yang diinisiasi dan direalisasikan sejak periode pertamanya dan terus disempurnakan hingga saat ini. 

Memandirikan masyarakat lewat Lorong Wisata dengan menanam berbagai macam komoditi seperti cabai, padi, tomat, bawang-bawangan menjadi salah satu hal yang menunjang perputaran dan kestabilan ekonomi di Kota Makassar.

Baca Juga : Jusuf Kalla: Tarif Impor Trump 32 Persen Tak Akan Berefek Besar Bagi Indonesia

Sementara untuk persoalan stunting sendiri, Danny mengatakan angka stunting di Kota Makassar berangsur-angsur menurun. 

Data yang diterima dari Dinas Kesehatan Makassar menunjukkan pada tahun 2020 sebesar 10 persen turun 1 persen menjadi 9 persen pada 2021, dan pada 2022 tinggal 5 persen.

“Kita targetkan 0 persen di tahun 2024. Saya imbau untuk memperhatikan gizi dan kesehatan anak 1.000 Hari Pertama Kelahiran (HPK). Apalagi kita sudah bentuk Tim Pokja Percepatan Penurunan AKI dan AKB yang berkaitan langsung dengan stunting. Ini komitmen pemerintah dan tugas kita bersama,” tuturnya.

Baca Juga : Sertijab Bupati Gowa: Sekda Sulsel Ajak Sinergi, Bupati Baru Siap Hadirkan Sentuhan Empati

Ia berharap langkah-langkah strategis ini bisa menjadi suatu solusi untuk tetap memajukan perekonomian di Kota Makassar dan memandirikan masyarakat dengan melahirkan pelaku usaha atau start up baru yang memiliki produktivitas serta kreativitas berdaya saing.

Jokowi sendiri dalam arahannya menekankan empat hal yang sangat penting untuk dijadikan perhatian bagi seluruh kepala daerah dan instansi terkait.

Pertama, pengendalian inflasi ditengah prediksi sepertiga negara di dunia bakal mengalami resesi atau sekitar 70 negara terdampak. 

Baca Juga : On-Site Meeting SIG 2025: Semen Tonasa Fokus Tingkatkan Daya Saing

Meskipun inflasi nasional masih berada pada posisi stabil yakni 5,5 persen namun, ia menyebutkan di tahun 2023 Indonesia masih bisa mengalami ujian ekonomi. Hal itu membuat Jokowi meminta kepada seluruh kepala daerah agar turun untuk mengecek langsung kestabilan harga barang dan jasa di lapangan.

Ke dua, kemiskinan ekstrem yang angkanya masih berada di 2 persen. Bahkan, Jokowi menyebutkan ada 14 provinsi di Indonesia memiliki angka kemiskinan ekstrem di atas angka nasional. 

Karenanya, Jokowi dengan tegas meminta kerjasama seluruh kepala daerah untuk menekan angka tersebut. Ia menargetkan angka kemiskinan ekstrem berada pada zero persen di tahun 2024 mendatang. 

Baca Juga : Survei Ipsos 2024: Politisi dan Polisi Paling Tidak Dipercaya di Indonesia

Ke tiga, Jokowi juga konsen terhadap kasus stunting. Ia berharap pada bonus demografi di tahun 2025, Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia memiliki kesiapan baik dari segi produktivitas dan kreativitas. Ia meminta seluruh instansi terkait, seperti Posyandu, Puskesmas, Dinas Kesehatan untuk serius dan jangan bosan memberikan edukasi utamanya pada ibu hamil. Karena, 23 persen penyumbang angka stunting ada pada ibu hamil yang tidak terpenuhi gizinya selama mengandung. 

Ke empat, Jokowi juga mengingatkan masalah investasi yang masih jadi rebutan di setiap negara. Olehnya itu, ia menegaskan untuk memperhatikan masalah administrasi tata ruang yang masih menjadi pokok permasalahan. 

“Semua kepala daerah harus punya strategi dan kebijakan yang dibuat setelah benar-benar meninjau kondisi di lapangan. Di tahun 2023 ini kita harus hati-hati. Meskipun begitu, saya berterima kasih atas kerjasamanya dan kerja keras kita mulai dari pandemi Covid-19 yang berhasil kita lalui,” ucapnya. (**)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

#Inflasi #Pertumbuhan #Ekonomi #Inovasi #Indonesia #Jokowi
Youtube Jejakfakta.com