Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar, Nursaidah Sirajuddin mengungkapkan, selama 2022, ditemukan 16 kasus suspek campak di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Meski demikian, dari pemeriksaan laboratorium hasilnya negatif.
Saat ini, campak menjadi kejadian luar biasa (KLB) di 31 provinsi di Indonesia. Secara nasional, kasus campak di Indonesia dilaporkan meningkat 25 kali lipat selama setahun terakhir.
Sehingga Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Makassar mengimbau agar masyarakat waspada terhadap kasus campak. Sebagai antisipasi, Dinkes Makassar menginstruksikan kepada seluruh Puskesmas se-Kota Makassar untuk mewaspadai kasus campak.
Baca Juga : Perhatian! Kemenkes Laporkan KLB Campak Di 31 Provinsi
Termasuk memaksimalkan promosi kesehatan termasuk edukasi mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di semua tatanan. Selain itu, protokol kesehatan juga tetap dimaksimalkan seperti saat masa pandemik Covid-19.
Puskesmas harus bersiap siaga apabila menemukan pasien bergejala campak. "Lakukan pengobatan simptomatik, yaitu jika ada demam atau gatal segera diberi obat. Di samping itu, mengambil sampel untuk dikirim. Karena jika ada satu yang betul-betul dinyatakan campak, kita harus waspada karena penularannya pastinya akan cepat," lanjut Nursaidah.
"Kita maksimalkan bagaimana promosi kesehatan di setiap Puskesmas dan tetap memaksimalkan vaksin campak untuk anak-anak sesuai usianya. Salah satu upaya mencegah campak yaitu dari lingkungan keluarga. Caranya yakni dengan menerapkan PHBS," sambungnya.
Baca Juga : Kembang Merah Turatea
Selama 2023, Nursaidah menambahkan, pihak Dinkes Kota Makassar belum menemukan laporan kasus suspek dan campak di Kota Makassar. "Semota tidak ada, karena kita juga sudah galakkan bulan imunisasi anak sekolah (BIAS) dan bulan imunisasi nasional (BIAN)," pungkasnya. (**)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News