Sabtu, 10 Desember 2022 11:54

Gau Maraja Diklaim Akan Jadi Pagelaran Budaya Terbesar Setelah I La Galigo

Editor : Herlina
Ilustrasi Mappadendang (Dok. Int)
Ilustrasi Mappadendang (Dok. Int)

Festival Gau Maraja, akan menggaet wisatawan lokal mau pun internasional. Dan tentu akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi.

Mappadekko adalah salah satu ritual dalam acara pesta panen atau dikenal dengan nama Mappadendang. Kegiatan itu digelar oleh warga sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan yang telah memberikan limpahan rezeki berupa hasil panen. Selain itu, tradisi ini juga sebagai ajang silaturahmi sesama warga.

Mappadendang merupakan seni menumbuk gabah dalam tradisi Bugis, bukanlah perkara gampang. Dengan menggunakan alu dan lesung kayu, pemainnya harus harus menciptakan sebuah dentuman serta gerak yang seirama. Jika tidak, alu yang mereka gunakan bisa saling bertabrakan dan menghasilkan dentuman yang tidak terdengar berirama.

Uniknya lagi, meski para penumbuk gabah ini rata-rata sudah berusia paruh baya. Mereka tetap terlihat kuat dan bersemangat, walau alu yang mereka gunakan diatas lesung berisi gabah. Seni Mappadekko ini pun telah dilakoni selama berpuluh-puluh tahun dan diwariskan ke anak cucu.

Baca Juga : Kebutuhan Industri Besar, Zudan Ajak Lintas Stakeholder Kembangkan Potensi Garam di Sulsel

Mappadekko akan menjadi salah satu pertunjukan, yang dihadirkan dalam Festival Gau Maraja, yang akan digelar Pemerintah Kabupaten Soppeng bersama Perhimpunan Wija Raja (Perwira) Lapatau, pada pertengahan 2023 mendatang.

Gau Maraja dalam Bahasa Indonesia, bisa diartikan pagelaran akbar. Dalam hal ini, Gau Maraja merupakan kegiatan besar adat dan budaya di Sulawesi Selatan khususnya di Kabupaten Soppeng.

Guru besar Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin Makassar, Prof Muhlis Hadrawi mengklaim, Gau Maraja akan menjadi pagelaran akbar nusantara paling besar sepanjang 10 tahun terakhir. Setelah sebelumnya, pernah hadir pementasan I La Galigo pada 2017 yang mendunia.

Baca Juga : Perkuat Hubungan Indonesia dan Malaysia, Jusuf Kalla Bertemu Sultan Ibrahim

"Ada 10 bahkan 15 perwakilan negara yang sudah diagendakan berpartisipasi. Kita tidak hanya ada pagelaran budaya, tapi juga membahas isu lain seperti politik, serta ketahanan pangan," ungkap Prof Muhlis.

Pengurus Perwira Lapatau, Andi Dahrul menambahkan, kegiatan yang akan berlangsung tiga hari itu, ingin dibuat dengan konsep unik. ”Ada Mappadendang, dengan melibatkan 700 lebih orang memakai baju adat, baju bodo. Target kita masuk MuRI," tambahnya.

Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Soppeng, Karim pun menyambut baik agenda itu. ”Kita kemas besar dengan standar biaya yang tidak melanggar. Konsentrasi harus satu tempat besar dengan percikan ke Ompo atau Takkalllala misalnya."

Baca Juga : Sulsel Target Masuk 10 Besar di MTQ Nasional XXX 2024

Ompo sendiri di kabupaten yang jaraknya sekitar 150 kilometer dari Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan, merupakan lokasi permandian alam, yang mata airnya muncul sendiri, maka disebut Ompo (Bahasa Bugis) yang artinya muncul dalam Bahasa Indonesia.

Penggagas kegiatan tersebut, Andi Fadli mengatakan, kegiatan tersebut tentu akan menggaet wisatawan baik lokal mau pun mancanegara. "Dan tentu akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi di Sulsel dan Kabupaten Soppeng, khususnya," pungkasnya. (**)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

#Festival #Budaya #Pariwisata #Gau Maraja #I La Galigo #Mappadendang #Mappadekko #Soppeng #Ompo #Sulawesi Selatan
Youtube Jejakfakta.com