Kamis, 01 Desember 2022 09:42

Cara Mengetes Calon Saksi Persidangan ala Umar bin Khattab

Ilustrasi (Google)
Ilustrasi (Google)

"Seandainya seekor unta/anak kambing mati sia-sia akibat kebijakanku maka saya takut kelak Allah akan meminta pertanggungjawabanku tentang kematiannya," kata Umar ra.

Umar bin Khattab ra memimpin pada tahun 634-644 Masehi atau 13-23 Hijriah. Sejarah mencatat khalifah kedua ini sebagai kepala negara teladan, punya tanggung jawab super.

"Seandainya seekor unta/anak kambing mati sia-sia akibat kebijakanku maka saya takut kelak Allah akan meminta pertanggungjawabanku tentang kematiannya," kata Umar ra (dalam Ibnu Asakir, Tarikhu Madinati Dimasyq, [Beirut, Darul Fikr: 1995], juz XLV, halaman 356) dan (Yusuf Al-Mubarrad, Mahdlus Shawab fi Fadla`ili Amiril Mukminin Umar bin Al-Khattab, halaman 621).

Melansir NU Online, Umar bin Khattab ra dalam kisahnya sebagai kepala negara, selalu menuntaskan sengketa di tengah masyarakatnya dengan seadil-adilnya.

Baca Juga : Isra’ Mi’raj dan Kepemimpinan

Umar ra, dalam hal bukti dan saksi, memenuhi prosedur tetap dan standar peradilan yang lazim.

Imam Al-Ghazali, dalam kitab Ihya Ulumuddin, mengisahkan Umar bin Khattab ra menguji saksi yang akan dihadirkan dalam persidangan.

Imam Al-Ghazali bercerita bahwa dalam satu sengketa di sebuah persidangan, ada seseorang dengan kemauan sendiri mengajukan diri sebagai saksi.

Baca Juga : Ketika Nabi Tenangkan Pohon Kurma yang Menangis

Rupanya Umar ra tak menerima calon saksi begitu saja.

Beliau menguji kredibilitas calon saksi tersebut dengan mendengarkan kesaksian orang-orang terdekat si calon saksi.

“Hadirkan di sini orang yang mengenalmu,” kata Umar ra kepada calon saksi.

Baca Juga : Hati-hati Ketika Dipuji Orang, Baca Doa Ini

Calon saksi tersebut kemudian menghadirkan seseorang yang memuji kebaikan saksi dan menjamin calon saksi sebagai orang yang dapat dipercaya.

“Apakah kamu tetangga terdekatnya yang tahu betul waktu masuk dan keluarnya dari rumah?” tanya Umar ra kepada orang yang memuji calon saksi.

“Bukan,” jawab orang yang dihadirkan oleh calon saksi.

Baca Juga : Ciri Seseorang belum Dewasa Secara Emosional

“Apakah kamu pernah menjadi kawan perjalanan yang menyaksikan kemuliaan akhlak sahabatmu ini?” tanya Umar ra kepadanya.

“Belum pernah,” jawabnya.

“Pernahkah kamu bermuamalah dengan dinar dan dirham yang membuktikan kewara’an sahabatmu ini?” tanya Umar ra.

Baca Juga : Pemuda Bertanya ke Hasan al-Bashri: Aku Sering Berbuat Dosa tapi Kenapa Allah tidak Menghukumku?

“Belum pernah juga,” jawabnya.

“Kuduga kamu menjumpai sahabatmu ini sedang membaca Al-Qur’an dengan suara perlahan dan berdiri lalu rukuk dan sujud di dalam masjid?” tanya Umar ra menerka kedekatan orang itu dan calon saksi tersebut.

“Betul wahai Amirul Mukminin,” jawabnya.

“Pergilah, kamu berarti tidak mengenal sahabatmu,” kata Umar ra kepada orang yang dihadirkan calon saksi.

"Dan kamu, hadirkanlah orang-orang yang benar-benar mengenalmu,” perintah Umar ra kepada calon saksi tersebut. Wallahu a'lam. (Alhafiz Kurniawan/NU Online)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

#Umar bin Khattab ra #Imam Al-Ghazali
Youtube Jejakfakta.com